Argentina Tutup Penerbit yang Jual Buku Nazi
Polisi Argentina menyita 230 buku yang memuji ideologi Nazi
REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Polisi Federal Argentina menutup penerbit yang menjual buku-buku yang memuji ideologi Nazi. Polisi menyita ratusan teks dan menangkap satu orang sebagai bagian dari apa yang pihak berwenang sebut sebagai “penyitaan bersejarah” propaganda Nazi.
Penegak hukum menyita sekitar 230 buku dalam penggerebekan di kota San Isidro, sebelah utara Buenos Aires, Selasa (12/9/2023). Pejabat Argentina mengatakan dalam beberapa tahun terakhir mereka menyita teks yang memuji ideologi Nazi dalam jumlah terbesar.
“Kami masih terkejut dengan banyaknya materi dari mesin cetak yang digunakan untuk menyebarkan dan menjual simbolisme, buku, dan indoktrinasi Nazi,” kata Komisaris Jenderal Polisi Carlos Alejandro Ñamandú, Rabu (13/9/2023).
Ia menggambarkan peristiwa ini sebagai “penyitaan bersejarah” dokumen-dokumen Nazi di Argentina. Ñamandú menggambarkan buku-buku tersebut “berkualitas tinggi,” meskipun video penggerebekan yang dirilis pihak berwenang menunjukkan buku-buku tersebut diproduksi perusahaan lokal dan bukan oleh percetakan besar.
Pihak berwenang menahan Pablo Giorgetti, seorang warga negara Argentina yang dicurigai sebagai orang yang paling bertanggung jawab di toko buku tersebut. Ia dituduh melanggar undang-undang anti-diskriminasi Argentina.
Di halaman depan situs toko buku tersebut mengatakan mereka menjual buku-buku yang berhubungan dengan dua perang dunia yang “dipinggirkan dari toko buku yang lebih populer,” namun memperingatkan mereka tidak “setuju dengan (idelogi it)” dan penjualan tersebut dimaksudkan untuk “pengumpulan dan penelitian.”
Dalam sebuah pernyataan Polisi Federal Argentina mengatakan petugas menyita sejumlah perangkat elektronik dan percetakan, serta sejumlah besar materi propaganda Nazi. Mereka menyita buku-buku yang siap didistribusikan, termasuk gambar swastika, salib besi, dan simbol Nazi lainnya.
Menampilkan simbol-simbol Nazi merupakan pelanggaran terhadap undang-undang anti-diskriminasi Argentina. Materi tersebut tidak hanya dijual di situs toko buku, tetapi juga di berbagai outlet daring, seperti Mercado Libre, toko daring terbesar di kawasan.
Meskipun pihak berwenang tidak merinci berapa banyak barang yang telah terjual di toko buku tersebut, mereka mengatakan penjual tersebut memiliki sudah terkenal di toko daring dengan tingkat “konsultasi dan konsumsi yang tinggi.”
“Ini adalah penyelidikan tahap pertama, yang pertama kami lakukan adalah memutus jalur penjualan dan distribusi. Kami melanjutkan ke tahap kedua. Undang-undang ini tidak hanya memberikan sanksi kepada pihak yang memproduksi, namun juga pihak yang membeli,” kata Ñamandu.
Penggerebekan pada Selasa lalu digelar setelah penyelidikan yang dimulai dengan pengaduan Delegasi Asosiasi Israel di Argentina (DAIA), asosiasi Yahudi terbesar di negara itu, pada tahun 2021.
“Sangat mengherankan ada orang yang memproduksi materi jenis ini, dan sangat memprihatinkan bahwa ada orang yang mengkonsumsinya,” kata Wakil Presiden DAIA Marcos Cohen.