Khutbah Jumat: Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Bulan Rabiul Awal
Tema Maulid Nabi di bulan Rabiul Awal bisa menjadi bahan khutbah Jumat.
REPUBLIKA.CO.ID,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ عَلَى سَائِرِ الشُّهُورِ لِيُوَفِّقَ قُلُوبَ عِبَادِهِ إِيمَانًا وَيَقِينًا. وَخَصَّ يَوْمَ عَاشُورَاءَ بِالْفَضْلِ وَالْبَرَكَاتِ وَوَعَدَ لِلْمُتَّقِينَ مَغْفِرَةً وَرِضْوَانًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُونُ لَنَا مَطَهَّرَةً فِي الْقَلْبِ شِرْكًا وَكُفْرَانًا. وَاشْهَدْ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ لِيُخْرِجَ النَّاسَ مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنَجَّيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ مَحْفُوظًا وَمَأْ مُونًا ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابُهُ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ يُظْهِرُ النَّاسُ رِبْحًا وَخُسْرَانًا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ فِي أَيِّ حَالٍ فَارِحًا أَوْ حَزِينًا ، غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jamaah Jumat semuanya, marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kita, karena hanya iman dan ketakwaan yang bisa kita jadikan bekal menuju kehidupan di akhirat kelak, kehidupan abadi tanpa batas.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah mengutus nabi Muhammad ke dunia untuk memberikan pengajaran kepada umat manusia tentang cara penghidupan yang baik. Tentunya kita akan bertanya kepada diri kita masing-masing, apakah maulid nabi perlu untuk diperingati? Apakah memperingatinya cukup dengan adanya kalender berwarna merah sehingga kita kita bisa berlibur? Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, perlu kita menghayati kehidupan Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Alquran surat Al Ahzab ayat 21)
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Setiap tahun, umat Islam di Indonesia selama ratusan tahun selalu merayakan maulid nabi Muhammad SAW. Perayaan keagamaan maulid nabi memang selama ini diperdebatkan di kalangan ulama. Sebagian menganggap ini bidah. Mereka beralasan karena maulid nabi tidak pernah dirayakan di masa Rasulullah SAW di masa hidupnya.
Namun, sebagian besar ulama di negeri kita, terutama yang bermazhab Imam Syafii menganggap bahwa perayaan maulid nabi Muhammad SAW bukanlah perbuatan bid'ah. Karena memiliki tujuan-tujuan positif.
Perayaan maulid nabi Muhammad SAW yaitu peringatan hari kelahiran beliau yang tepat jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Peringatan maulid baru diselenggarakan ratusan tahun setelah beliau wafat. Ada beberapa versi mengenai awal mula diselenggarakannya perayaan maulid nabi ini. Namun pendapat yang paling masyhur digagas pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi (1137-1193).
Awal mulanya bala tentara Sultan Shalahuddin Al Ayyubi berputus asa menghadapi tentara Nasrani dalam beberapa peperangan (perang salib). Lalu sultan memerintahkan kepada para ulama agar memberi semangat kepada umat Islam pada hari-hari menjelang hari kelahiran nabi Muhammad SAW, dengan cara berorasi tentang perjuangan beliau. Hasilnya, semangat juang umat Islam pun bangkit sehingga bisa meraih kemenangan dalam berbagai medan perang.
Berangkat dari latar belakang seperti itulah para ulama kemudian menjadikan peringatan maulid nabi Muhammad SAW sebagai tradisi dan tentu sangat baik bila kita mengikutinya. Hanya saja, peringatan yang kita lakukan sejatinya tidak bergeser dari semangat Sultan Shalahuddin Al Ayyubi yakni mengobarkan semangat juang umat Islam. Dan jihad yang dimaksud di sini dan kini bukan lagi secara fisik di medan perang, seperti saat perang salib, melainkan secara ruhaniah (jihad An nafs) dalam bentuk lain. Kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, sikap emosional, dan berbagai perilaku yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW merupakan objek jihad sekaligus musuh-musuh kita sekarang. Semuanya itu justru lebih banyak lahir karena kita kurang meneladani nabi Muhammad SAW.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT.
Perayaan maulid nabi Muhammad SAW yang setiap tahun diperingati adalah momentum untuk meningkatkan pentingnya misi kenabian. Nabi SAW datang telah mengubah komunitas manusia yang menjadikan patung-patung sebagai sesembahan dan meremehkan harkat kemanusiaan, menjadi manusia yang bertauhid dan bermartabat. Dalam menjalankan misinya beliau tidak menggunakan basis etnis, turunan, kekuasaan, dan perbudakan, yang menjadikan orang menjadi mulia. Namun mengandalkan sepenggal kesalehan diri, pertolongan Allah, dan dukungan masyarakat.
Nabi Muhammad SAW adalah anak muda Makkah yang sangat dihormati karena kecakapan moralitasnya. Gelar yang diberikan oleh masyarakat Makkah adalah al-amin yang berarti orang yang dipercaya. Ini adalah konsep masyarakat Madani yang digagas oleh nabi Muhammad SAW, bahwa untuk menata umat perlu adanya interaksi yang dibangun atas dasar keadilan, keterbukaan dan demokratisasi.
Ketiga dasar itu, digunakan oleh nabi untuk memposisikan umat sebagai agen perubahan masyarakat Arab yang buta dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Perilaku jahiliyah yang tidak manusiawi diubah dengan konstruksi sosial masyarakat Muslim waktu itu yang saling berkhidmat pada sikap ideal. Nabi adalah sebagai arsitektur sekaligus pemimpin proyek pembangunan dari peradaban yang untuk ukuran zamannya adalah sangat modern.
Ketiga asas yang ditawarkan tadi, belakangan menjadi populer di tengah retorika para pemimpin kita. Baik itu semasa kampanye maupun setelah menjalankan roda kepemimpinannya. Kita menyaksikan semua aktor kekuasaan fasih meneriakkan keadilan, keterbukaan, dan demokratisasi. Hanya saja, kita menerima kenyataan yang menyakitkan. Berapa tidak, dengan mayoritas penduduk Muslim yang mempunyai nabi dan tatanan nilai begitu paripurna (Alquran dan hadits) praktik kekuasaan menyayat nilai-nilai kepemimpinan Muhammad. Apa yang ditahbiskan oleh para pemimpin dengan nilai-nilai tadi tak lebih dari manisnya kata-kata dan janji-janji yang membosankan di podium kekuasaan.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Apabila kita saksikan apa yang terjadi di negeri kita saat ini, masih terjadi kesenjangan ekonomi. Praktik kemewahan kekuasaan juga terlihat kasat mata. Tokoh-tokoh masyarakat yang tadinya dikenal bersih dan sekarang mendapat kesempatan di tampuk kekuasaan tidak sedikit yang diduga terlibat korupsi, bahkan telah divonis tindak pidana korupsi. Ternyata, seleksi pemimpin yang terbilang demokratis itu, sepertinya gagal menghantarkan tokoh-tokoh panutan menjadi pemimpin yang tetap pada komitmennya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Bahkan, peringkat negara terkorup pun masih kita sandang.
Hampir semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara dibanjiri oleh praktik yang tidak mencerminkan keteladanan.
Kemudian kita bertanya, apa yang tidak benar? Padahal secara teologis dan demografis umat Islam Indonesia memungkinkan untuk menata sistem kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Sedianya, berbicara Indonesia dalam konteks pembangunan adalah berbicara Islam itu sendiri. Karena Islam menyediakan hamparan nilai yang ideal dan realitas sebagai moralitas.
Lebih dari itu, perlahan tapi pasti, komunitas santri modern mulai nampak naik ke tampuk kekuasaan. Ini terjadi sebagai konsekuensi pematangan teologisnya untuk menciptakan tatanan masyarakat baru yang adil, terbuka, dan demokratis. Namun pada kenyataannya pemikiran arif dan rencana yang mulia itu belum menampakkan hasilnya untuk mewujudkan negara baldatun thayyibatun warabbun ghafur.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah
Dalam satu hadits nabi menegaskan misinya sebagai rasul:
إنما بعثت لأتمم مكارم الاخلاق
Artinya: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. HR. al-Bazzar
Akhlak adalah misi Rasulullah dan salah satu kunci keberhasilan beliau dalam berdakwah adalah karena kemuliaan akhlaknya. Baik kepada lawan maupun kawan. Dalam kesempatan khutbah yang singkat ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait dengan akhlak nabi Muhammad SAW yang dapat kita jadikan suri tauladan.
Nabi mengajarkan agar umatnya menjalin pertalian keluarga yang baik. Nabi sangat menghormati orang tuanya. Dia bahkan mengatakan, surga berada di bawah telapak kaki ibu dan kesenangan Allah ada di dalam kesenangan orang tua. Oleh karena itu, beliau meyakinkan kepada siapapun yang memperlakukan orang tua secara baik, maka berhak mendapatkan surga. Nabi juga mengingatkan betapa pentingnya menjalin pertalian keluarga (silaturahim) dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umatnya untuk mencari ilmu, mencari ilmu adalah tugas setiap Muslim. Ilmu dapat membimbing kita kepada jalan kebahagiaan, jika kita terus mencari ilmu maka Allah akan menunjukan jalan yang benar dalam kehidupan kita.
Ketika nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun dia memiliki reputasi tentang kejujurannya. Di kalangan orang-orang Quraisy, beliau dikenal sebagai orang yang paling berani dan sopan. Nabi juga seorang tetangga yang baik , toleran dan selalu dapat dipercaya. Beliau selalu berupaya menjauhkan diri dari perkelahian dan percekcokan. Dia juga tidak pernah menggunakan bahasa cacian atau makian. Nabi Muhammad SAW mengajak para pengikutnya untuk selalu berbicara kebenaran karena hal itu akan membawa kebaikan. Beliau juga mengingatkan pengikutnya untuk menjauhi orang yang gemar berdusta karena dusta akan membawa kepada kejahatan. Nabi Muhammad SAW memiliki kekuatan karakter, dicerminkan dalam kesabaran dan toleransinya yang selalu menolak berbagai hal yang dapat membangkitkan amarah.
Dia tetap berlaku baik dan dermawan sekalipun kepada seseorang yang pernah menyakitinya. Nabi Muhammad SAW jauh dari sifat sombong atau membanggakan diri, dia tetap sederhana dan rendah hati. Tentunya masih banyak lagi contoh akhlak nabi yang tidak dapat kita sampaikan dalam waktu yang singkat ini.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Setelah kita sama-sama menghayati sejarah nabi Muhammad SAW yang terus kita bacakan dalam peringatan maulid nabi Muhammad SAW dapat dimaknai bahwa Allah menginginkan nabi Muhammad menjadi contoh dan teladan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Allah menakdirkan nabi Muhammad SAW untuk duduk seperti umat manusia pada umumnya, memiliki keluarga, bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan saling berbagi kesenangan dan kesedihan di antara sesama manusia.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.
Kelahiran nabi Muhammad SAW merupakan nikmat dan Rahmat yang tak terhingga untuk umat manusia di seluruh dunia. Allah SWT memerintahkan pada semua hambaNya agar selalu mengingat akan segala karunia dan nikmatNya. Baik yang dilimpahkan secara umum atau secara khusus kepada seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Anbiya' ayat 107.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Alquran surat Al Anbiya' ayat 107)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah yang singkat ini mudah-mudahan mendapatkan berkah dari Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua, amin.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَذِكَرَ الْحَكِيمَ وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورَالرَّحِيمُ..
Sumber:
Buku Khutbah Jumat Sejuta Umat karya Muhammad Khatib penerbit Pustaka Media,2018