Neraca Perdagangan Agustus Masih Surplus 40 Bulan Berturut

Surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 ditopang sektor nonmigas.

Republika/Putra M. Akbar
Pekerja beraktivitas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022) (ilustrasi).
Rep: Rahayu Subekti Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 kembali surplus. Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS.

Baca Juga


"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 40 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/9/2023).

Amalia menjelaskan, nilai surplus neraca perdagangan pada Agustus 2023 meningkat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Hanya saja, angka tersebut lebih rendah dibandingkan surplus neraca perdagangan pada periode yang sama 2022.

Dia menuturkan, surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas lebih tinggi yakni 1,34 miliar dolar AS. Hanya saja tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas 4,46 miliar dolar AS.

Selama Januari–Agustus 2023, BPS mencatat sektor migas mengalami defisit 12,05 miliar dolar AS. "Namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas 36,39 miliar dolar AS sehingga secara total mengalami surplus 24,34 miliar," jelas Amalia.

Nilai ekspor pada Agustus 2023 mencapai 22 miliar dolar AS lebih besar dibandingkan impor. "Impor pada Agustus 2023 mencapai 18,88 miliar dolar AS yang turun 3,53 persen dibandingkan Juli 2023," ucap Amalia.

BPS mencatat, impor migas pada Agustus 2023 mencapai 2,66 miliar dolar AS atau turun 15,01 persen dibandingkan Juli 2023. Sedangkan impor nonmigas 16,22 miliar dolar AS atau turun 1,34 persen.

Dia menambahkan, selama Januari hingga Agustus 2023, nilai ekspor mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. "Penurunan ini utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor pertambangan, seiring dengan tren penurunan harga komoditas tambang di psar global," ungkap Amalia.

Total nilai impor selama Januari hingga Agustus 2023 juga mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Penyumbang utama penurunan tersebut adalah penurunan nilai impor bahan baku atau penolong," jelas Amalia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler