Rumah Orang Eropa Dahulu tanpa Toilet, Mandi Dianggap Tradisi Islam

Ahli kimia Muslim memiliki unggulan dalam membuat sabun.

Paco Puentes/El Pais
Arkeolog menemukan sebuah pemandian Islam abad ke-12 di dalam sebuah bar di kota Sevilla, Spanyol.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam menaruh perhatian yang besar soal kebersihan. Kebersihan merupakan nilai keindahan yang penting dan wujud peradaban Islam, serta perilaku beradab yang menjadi ciri khas manusia, sebagaimana sunnah Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga


Kebersihan sejatinya bukanlah suatu kemewahan sosial dalam masyarakat Muslim. Sebaliknya, itu adalah perilaku Islami yang otentik dan ibadah yang dengannya seorang Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bahkan kebersihan dalam Islam adalah separuh iman. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy'ari:

«الطهور شطر الإيمان».

(Kebersihan adalah separuh iman).

Dilansir di Akhbarona, ahli kimia Muslim telah berkontribusi terhadap meningkatnya minat terhadap kebersihan manusia. Karena ahli kimia Muslim memiliki unggulan dalam membuat sabun dan meningkatkan kualitasnya untuk membantu membersihkan tubuh, pakaian, dan tempat tinggal. Sabun telah digunakan di ribuan kamar mandi yang tersebar di seluruh wilayah Islam.

Al Hammam atau kamar mandi adalah salah satu fasilitas umum yang mendapat perhatian khusus dari umat Islam. Ada salah satu kisah lucu dalam konteks mandi yang biasa dilakukan di kalangan umat Islam.

Karena itu, setelah Spanyol mengambil alih Andalusia, mereka pun menjadi akrab dengan rumah-rumah Islam yang di dalamnya terdapat kamar mandi. Sehingga mereka menganggap mandi adalah tradisi umat Islam. Sampai abad ke-20, rumah-rumah di Eropa dibangun tanpa adanya kamar mandi.

Terkait kebersihan masyarakat Andalusia, sejarawan Ahmed bin Muhammad al-Muqri al-Tilmisani menulis dalam kitabnya berjudul Nafh Al Tayyib fii Al Gushni Andalusi Al Rotib.

Dia menulis, "Masyarakat Andalusia adalah umat Allah yang paling peduli terhadap kebersihan apa yang dikenakannya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebersihan diri. Sesungguhnya di antara mereka mungkin ada yang tidak mempunyai cukup makanan untuk sehari-harinya, tetapi membeli sabun untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk mencuci pakaiannya agar ia dapat terlihat di hadapan orang lain dalam kondisi terbaiknya."

Awal mula sabun...

 

 

Awal Mula Sabun

Dari mana awal mula adanya sabun di peradaban manusia? Petunjuk pertama ialah yang mengarah pada pembuatan sabun yang ditemukan selama penggalian reruntuhan Babilonia kuno, di mana misi penggalian arkeologi menemukan silinder tembikar bertuliskan prasasti yang berasal dari tahun 2500 SM. Tertulis bahwa minyak direbus dengan abu untuk membuat sabun. Dokumen sejarah juga menegaskan orang Mesir kuno mandi secara teratur.

Sebuah dokumen ilmiah yang berasal dari tahun 1500 SM ditemukan. Isinya tentang pembuatan suatu zat yang dihasilkan dengan mencampurkan lemak hewani, minyak ikan, dan minyak nabati seperti minyak kelapa. Minyak dan garam zaitun, kelapa sawit, kedelai, dan jagung digunakan untuk mengobati penyakit kulit dan juga untuk mencuci.

Secara kimia, sabun terbuat dari garam natrium atau kalium dari asam lemak dan terbentuk melalui interaksi kimiawi antara lemak, minyak, dan basa. Pasta sabun dicampur dengan minyak aromatik alami, kemudian sabun yang dihasilkan dicuci melalui aliran balik dengan larutan garam.

Diwarnai lebih dari satu warna agar tampak indah, bentuk yang menarik, kemudian adonan sabun dipotong menjadi seperti dadu dengan berbagai ukuran, dan dikemas dalam kertas berbentuk bagus untuk memuaskan selera dan daya tarik konsumen.

Banyak narasi yang menyebutkan pembuatan sabun di Nablus, Tripoli, dan Aleppo sama tuanya dengan pohon zaitun. Sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Namun, kenyataannya, tidak ada seorang pun yang mendahului umat Islam dalam membuat sabun dan memperhatikan kebersihan karena mereka menambahkan aroma thyme dan mawar ke dalamnya.

Literatur sejarah juga menyebutkan, mayat-mayat Tentara Salib mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap, menurut apa yang dikatakan umat Islam pada waktu itu. Ini karena Eropa pada waktu itu penuh dengan orang dengan bau tak sedap yang tersebar di mana-mana. Mereka tidak mencuci pakaian karena takut robek dan hanya mandi membersihkan tubuh paling banyak satu hingga dua kali dalam setahun.

Muslim perkenalkan sabun ke Inggris...

 

Muslim Perkenalkan Sabun ke Inggris

Bahkan, yang memperkenalkan sabun dan sampo ke Inggris adalah seorang Muslim India bernama Muhammad Ba'ts, yang kemudian diangkat ke istana Raja George dan William IV untuk urusan kebersihan. Inggris berutang kepada dunia Islam atas pengetahuannya tentang kamar mandi yang bersih.

Mengapa kamar mandi dalam bahasa Inggris disebut bathroom? Karena yang memperkenalkan kamar mandi ke Inggris adalah Muhammad Ba'ts, muslim India itu. Muhammad Ba'ts masuk ke Inggris antara abad ke-17 dan ke-18.

Dia juga mentransfer kreativitas umat Islam dalam membangun pemandian di mana mereka belajar tentang sampo melalui pemandian tersebut. Beberapa petualang menceritakan Eropa mengenal sabun Arab lebih dari seribu tahun yang lalu, pada masa pendudukan Tentara Salib di wilayah Arab.

Ada pula sejarawan yang menceritakan bahwa tentara dan perwira tentara Salib biasa membawa sabun sebagai hadiah untuk keluarga, kerabat, teman, dan tuan mereka.

Selama bertahun-tahun, kehadiran sabun Tripoli, Nabulsi, dan Aleppo telah menjadi kebutuhan utama di pasar Eropa. Ini menjadi suatu keharusan untuk wewangian atau untuk mengobati beberapa masalah kulit umum mereka, seperti eksim, psoriasis, alergi, dan penyakit lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler