Menkop UKM Tangkap Peluang Hilirisasi di Limbah Sawit
Sebagai produsen CPO terbesar dunia, limbah sawit di RI belum dimanfaatkan maksimal.
REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menangkap peluang hilirisasi limbah sawit bagi UKM. Salah satunya melalui inovasi alat pengolah limbah serat tandan kosong sawit menjadi serat kain.
"Kalau ini kita hilirisasi, limbah ini bisa untuk mensubstitusi bahan serat kain, garmen tekstil, dan plastik yang selama ini kita tidak punya sumber serat, karena tidak punya katun," kata Menkop UKM Teten Masduki di sela kunjungannya menghadiri Dies Natalis Ke-60 IPB di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/9/2023).
Teten yang hadir di IPB Dramaga menyambangi sejumlah tenda pameran inovasi dan teknologi yang berada di pelataran Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga. Salah satunya mengamati teknologi pengolah limbah kelapa sawit.
Ia mengatakan teknologi yang dikembangkan oleh Dr Siti Nikmatin dan Tim Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB itu sekaligus menjadi solusi atas keberadaan limbah sawit di Indonesia yang kini belum terkelola optimal. Indonesia menempati posisi pertama, sebagai negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah di dunia.
"Indonesia punya limbah sawit yang besar, karena kita penghasil CPO terbesar di dunia, produksi 50 juta ton setahun. Selama ini limbahnya hanya untuk makanan ternak atau pupuk organik," kata dia.
Teten menyampaikan ketertarikannya untuk mengembangkan pengolahan limbah sawit sebagai teknologi untuk hilirasi produk UKM. "Tim saya akan ketemu sama penemu teknologinya karena saya dapat tugas dari Presiden untuk hilirisasi, mengolah produk perkebunan jadi produk hilir," ungkap Teten.
Perwakilan Direktorat Riset dan Inovasi IPB, Lia Maulianawati, mengatakan, alat pengolah limbah kelapa sawit tersebut dikembangkan sejak 2018. Alat pengolah limbah ini bisa menghasilkan barang jadi seperti serat kain tekstil, helm sepeda, hingga rompi anti-peluru.
Khusus untuk produk serat kain, kata Lia, telah berhasil menyerap ratusan tenaga kerja untuk memproduksi pakaian batik dari limbah sawit yang didatangkan dari sekitar pabrik di Bogor. Sementara produk helm sepeda telah memperoleh pengakuan Sertifikat Nasional Indonesia (SNI) karena dapat menyerap tumbukan, dan memiliki sifat mekanik serta termal yang unggul.
"Baju antipeluru dari serat tandan kosong sawit ini mampu menyerap energi pada laju yang sangat tinggi saat tumbukan. Rompi ini mampu menahan pistol Glock dengan peluru MU1-TJ pada jarak efektif 25 meter-50 meter," kata dia.