Moderasi Goes to Campus Sasar Mahasiswa di Cirebon
Moderasi agama juga ditekankan dalam konteks tahun politik.
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON — Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Agama Jakarta, bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cirebon dan Institut Agama Islam (IAI) Cirebon, menggelar kegiatan “Moderasi Goes to Campus”.
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 500 peserta yang merupakan mahasiswa dari berbagai kampus, serta unsur organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon.
Kegiatan Moderasi Goes to Campus digelar di Gedung Serbaguna Islamic Center, Cirebon, Sabtu (16/9/2023). Kepala Balai Litbang Agama Jakarta, Samidi, mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk menyosialisasikan program moderasi beragama di kalangan milenial. Termasuk dalam menghadapi tahun politik 2024.
“Menjelang tahun politik ini, kalangan milenial diharapkan memiliki daya tahan yang baik dalam menyikapi situasi politik sekiranya terjadi politisasi agama. Generasi milenial dapat menyikapi lebih bijak untuk mengutamakan kerukunan umat,” ujar Samidi.
Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Kerukunan Umat Beragama Muhammad Nuruzzaman menjelaskan, program moderasi beragama digagas untuk menguatkan kembali semangat persatuan dan kerukunan bangsa.
Dengan mengedepankan semangat moderasi, kata dia, diharapkan masyarakat dapat semakin bijak menyikapi perbedaan pandangan dan pilihan di antara mereka. “Moderasi beragama hadir seiring munculnya fenomena hate speech dan matinya kepakaran,” kata Nuruzzaman.
Menurut Nuruzzaman, fenomena tersebut memicu masyarakat, terutama di media sosial, mudah menyalahkan orang lain. Bahkan, melakukan persekusi kepada orang yang berbeda pandangan atau berbeda pilihan dengannya.
“Hal itu memicu pertengkaran dan berpotensi menghancurkan kerukunan umat yang selama ini telah dirawat bersama-sama,” ujar Nuruzzaman.
Kepala Kantor Kemenag Kota Cirebon Saefuddin Jazuli menekankan pentingnya berfokus pada tujuan yang sama, yaitu persatuan bangsa. Dengan begitu, kata dia, produktivitas dalam upaya membangun bangsa akan lebih efektif. “Kerukunan bangsa tidak akan terwujud jika kita terus-menerus meributkan perbedaan,” kata Saefuddin.