Mengenal Pemimpin Separatis Sikh yang Ditembak Mati di Kanada

Nijjar adalah tokoh Sikh ketiga yang meninggal mendadak dalam beberapa bulan terakhir

EPA-EFE/RAJAT GUPTA
Hardeep Singh Nijjar ditembak mati di luar kuil Sikh pada 18 Juni di Kanada, saat berusia usia 45 tahun
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Hardeep Singh Nijjar ditembak mati di luar kuil Sikh pada 18 Juni di Kanada, saat berusia usia 45 tahun. Nijjar adalah tokoh Sikh ketiga yang meninggal mendadak dalam beberapa bulan terakhir.

Nijjar dikenal sebagai aktivis kemerdekaan Sikh. Dia anggota terkemuka dari gerakan untuk menciptakan tanah air Sikh merdeka yang dikenal sebagai Khalistan.

Pada saat momen-momen penembakan, Nijjar  sedang mengorganisir referendum tidak resmi di antara diaspora Sikh dengan organisasi Sikhs For Justice. Dia juga memiliki bisnis pipa ledeng dan menjabat sebagai presiden kuil Sikh atau gurdwara di pinggiran kota Vancouver.

Dalam wawancaranya dengan Vancouver Sun pada 2016, Nijjar menanggapi dengan acuh terhadap laporan di media India bahwa dia dicurigai memimpin benih-benih teroris. “Ini sampah, semua tuduhan itu. Saya tinggal di sini 20 tahun, kan? Lihatlah catatanku. Tidak ada apa-apa. Saya seorang pekerja keras. Saya memiliki bisnis sendiri di bidang pipa ledeng,” katanya kepada surat kabar tersebut.

Nijjar adalah orang yang dicari di India, dengan pihak berwenang mencapnya sebagai teroris pada 2020. Pada 2016, media India melaporkan bahwa dia dicurigai mendalangi pemboman di negara bagian Punjab yang mayoritas penduduknya Sikh dan melatih teroris di sebuah kota kecil di tenggara Vancouver. Dia membantah tuduhan tersebut.

India juga mengajukan tuntutan pidana terhadap Nijjar pad 2020 karena bersekongkol untuk menciptakan suasana ketakutan dan pelanggaran hukum. Dia dituduh menghasut masyarakat untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah India ketika para petani yang sebagian besar berasal dari Punjab, berkemah di pinggir kota New Delhi untuk memprotes undang-undang pertanian yang kontroversial.

Tahun lalu, pihak berwenang India menuduh Nijjar terlibat dalam dugaan penyerangan terhadap seorang pendeta Hindu di India. Pemerintah India pun mengumumkan hadiah sekitar 16 ribu dolar AS bagi informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Setelah kematian Nijjar, World Sikh Organization of Canada  menyebut Nijjar mengakuinya sebagai pendukung Khalistan. Dia sering memimpin protes damai terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang aktif terjadi di India dan mendukung Khalistan.

Khalistan adalah sebutan untuk negara yang didorong merdekan yang pembentukannya berada di negara bagian Punjab di India utara yang berbatasan dengan Pakistan. Wilayah ini merupakan tempat kelahiran agama Sikh

India kadang-kadang melancarkan perjuangan berdarah melawan gerakan kemerdekaan Sikh sejak tahun 1980-an. Perdana Menteri India Indira Gandhi memerintahkan penggerebekan untuk menangkap kelompok separatis bersenjata yang berlindung di sebuah kuil besar Sikh.

Penggerebekan itu menewaskan ratusan orang dan dua pengawal Gandhi yang Sikh membunuhnya tak lama kemudian. Sebagai tanggapan, kerusuhan anti-Sikh terjadi di seluruh India dengan anggota minoritas diseret keluar rumah mereka dan dibunuh.

Baru-baru ini, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi yang dipimpin oleh nasionalis Hindu telah menindak gerakan hak asasi manusia non-Hindu dan pembangkang. Tindakan ini pun menarik perhatian lebih luas saat peristiwa penembakan Nijjar.

Nijjar ditembak ketika meninggalkan tempat parkir mobil kuil Sikh...

Baca Juga


Polisi Kanada mengatakan, Nijjar ditembak ketika meninggalkan tempat parkir mobil kuil Sikh tempatnya menjabat sebagai presiden di British Columbia. Dia menderita beberapa luka tembak dan meninggal di tempat kejadian.

Setelah pembunuhan tersebut, seorang pengacara dan juru bicara Sikhs For Justice Gurpatwant Singh Pannun mengatakan, Nijjar telah menjadi sasaran ancaman karena aktivismenya. Pembunuhan Nijjar adalah yang kedua dalam dua tahun terhadap seorang anggota terkemuka komunitas Sikh di Kanada.

Pannun mengatakan, dia telah berbicara dengan Nijjar melalui telepon sehari sebelum dibunuh. Nijjar telah memberitahunya bahwa intelijen Kanada telah memperingatkannya bahwa nyawanya dalam bahaya.

Hampir seminggu setelah pembunuhan Nijjar, sekitar 200 pengunjuk rasa dari komunitas Sikh Kanada berkumpul di depan Konsulat India di Vancouver untuk berdemonstrasi. Banyak pengunjuk rasa yakin bahwa pembunuhan Nijjar terkait dengan seruannya untuk membentuk negara Sikh yang merdeka.

“Dia adalah pria yang penyayang, pekerja keras, pria yang memiliki keluarga,” kata salah satu pengunjuk rasa Gurkeerat Singh.

Juru bicara Dewan Sikh Gurdwara British Columbia Moninder Singh mengatakan kepada CTV Kanada, bahwa gelombang dukungan terhadap Nijjar yang terlihat setelah kematiannya merupakan indikasi posisinya di masyarakat. “Ini mengguncang komunitas di seluruh dunia, termasuk di Punjab,” kata Singh. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler