Meneladani Rasulullah dalam Tafsir Surat Al Ahzab Ayat 21
Ayat ini sejatinya menegur orang-orang yang lari dalam perang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada sosok manusia yang lebih pantas untuk diteladani selain Rasulullah SAW. Sifat, akhlak dan pemikiran nabi Muhammad SAW begitu agung dan mulia. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al Ahzab ayat 21).
Ayat ini menegaskan yang patut diteladani adalah Rasulullah SAW. Sejatinya, ayat ini berkaitan dengan kaum Ahzab atau hari Ahzab yaitu ketika Rasulullah dan para sahabat pada masa itu mendapat tekanan bertubi-tubi dari berbagai kelompok-kelompok yang memusuhinya. Kelompok-kelompok dari kaum Yahudi dan Munafik bersekutu untuk menyerang orang-orang Mukmin di Madinah.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah memerintahkan setiap manusia untuk meneladani nabi Muhammad SAW ketika beliau menghadapi kondisi hari Ahzab. Di mana saat berada di tengah gempuran golongan-golongan yang bersekutu untuk memeranginya, Rasulullah menghadapinya dengan kesabaran dan keteguhan serta terus berharap pertolongan dari Allah.
Lebih dari itu, ayat tersebut menjadi dasar atau landasan bagi setiap manusia untuk meneladani Rasulullah baik dalam perkataannya, perbuatannya, dan perilakunya.
هذه الآية الكريمة أصل كبير في التأسي برسول الله ﷺ فى أقواله وأفعاله وأحواله ، ولهذا أمر الناس بالتأسي بالنبي ﷺ يوم الأحزاب ، في صبره ومصابرته ومرابطته ومجاهدته وانتظاره الفرج من ربه ، عز وجل ، صلوات الله وسلامه عليه دائما إلى يوم الدين ، ولهذا قال تعالى للذين تقلقوا و تضجروا و تزلزلوا و اضطربوا في أمرهم يوم الأحزاب: لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة. أي: هلا اقتديتم به وتأسيتم بشمائله ؟ ولهذا قال: لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا.
Artinya: Ayat yang mulia ini adalah sumber yang agung dalam meneladani Rasulullah SAW dalam perkataannya, dan perbuatannya, dan perilakunya. Dan karena itu Allah memerintahkan manusia meneladani nabi SAW pada hari Ahzab dalam kesabarannya, keteguhannya, kepahlawanannya, dan perjuangannya dalam menanti pertolongan dari Allah. Semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salam kepada beliau hingga hari akhir. Dan karena itu juga Allah ta'ala berfirman bagi orang-orang yang tergoncang jiwanya, gelisah, gusar, pada hari Ahzab. Allah berfirman: Laqod Kana fi Rasulullahi Uswatun Hasanah (Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu). Maksudnya yaitu, mengapa kalian tidak mencontoh dan meneladani sifat-sifat nabi Muhammad ? Karena itu Allah berfirman: Liman Kana yarjullaha wal yaumal akhiro wa dzakarallaha katsiron (yaitu, bagi orang yang mengharap Rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah).
(Tafsir Ibnu Katsir karya abu Al Fida Ismail bin Umar bin Katsir al-Qursyi ad-Damasyqi atau Ibnu Katsir terbitan Daar thiyyibah Arab Saudi, halaman 391).
Imam Qurthubi dalam tafsirnya memberikan penjelasan lebih rinci tentang ayat ini. Menurutnya, ayat ini berkaitan dengan sebagian orang-orang yang justru kabur saat peperangan.
Tetapi Rasulullah menunjukkan keteladanannya dalam memimpin memperjuangkan agama Allah. Maka, ayat ini sejatinya menegur orang-orang yang lari dalam perang itu agar melihat Rasulullah dan mencontoh dan meneladaninya dalam memperjuangkan agama Allah.
هذا عتاب للمتخلفين عن القتال ، أي: كان لكم قدوة في النبي ﷺ حيث بذل نفسه لنصرة دين الله في خروجه إلى الخندق.
Artinya: (Ayat) ini merupakan teguran kepada orang-orang yang meninggalkan peperangan, yakni bahwa ada bagi kalian terdapat teladan pada diri nabi di mana nabi telah mengorbankan dirinya untuk memperjuangkan agama Allah dengan turun berperang dalam perang khandak. (Lihat tafsir Qurthubi terbitan Ar Risalah, Beirut Lebanon halaman 107)
Imam Qurthubi menjelaskan lafadz Uswatun (أسوة) sama dengan qudwah (القدوة), yaitu teladan. Sedangkan ada keterangan yang lainnya bahwa yang dimaksud meneladani nabi dalam ayat 21 surat Al Ahzab ini adalah tentang bagaimana nabi Muhammad SAW merasakan kelaparan.
وروى عقبة بن حسان الهجري عن مالك بن أنس ، عن نافع ، عن ابن عمر: لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة.قال في جوع النبي ﷺ ذكره الخطيب أبو بكر أحمد وقال: تفرد به عقبة بن حسان عن مالك ، ولم أكتبه إلا بهذا الإسناد.
Artinya: Dan diriwayatkan Uqbah bin Hasan Al Hijri dari Malik bin Anas dari Nafi' dari Ibnu Umar: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. Dia berkata: tentang kelaparan nabi SAW. (Diriwayatkan Khatib Abu Bakar Ahmad, dan dia berkata: hanya Uqbah bin Hasan Al Hijri satu-satunya yang meriwayatkan dari Malik dan tak tercatat selain hanya sanad ini. (Tafsir Qurthubi halaman 108)
Menurut Imam Qurthubi, lafadz uswah (أسوة) itu adalah suri teladan yang baik. Yakni perbuatan nabi SAW dan teladan yang baik yang harus diikuti Muslim pada setiap perbuatan dan keadaan.
Contohnya, seperti Rasulullah membuat orang terhibur. Maka, hendaknya seorang Muslim meneladaninya dan membuat bahagia orang lain dalam setiap keadaan. Rasulullah juga pernah mengalami luka di bagian kaki dan wajah dalam peperangan, bahkan paman beliau yakni sayyidina Hamzah wafat sebagai syuhada di medan perang, tetapi Rasulullah tetap sabar dan menerima keadaan.
Rasulullah SAW bahkan rela lebih lapar dari umatnya padahal beliau adalah seorang pemimpin. Dan Rasulullah SAW juga begitu sabar menghadapi orang-orang yang membencinya bahkan mendoakan mereka agar diampuni Allah ta'ala.
وعن أنس بن مالك عن أبي طلحة قال: شكونا إلى رسول الله ﷺ الجوع ، ورفعنا (عن بطوننا) عن حجر حجر ، فرفع رسول الله ﷺ عن حجرين. خرجه أبو عيسى الترمذي وقال فيه: حديث غريب . وقال ﷺ لما شج: (اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون) وقد تقدم .
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dari Abu Tolhah, dia berkata: kami pernah mengadu kepada nabi Muhammad tentang rasa lapar, dan kami mengangkat banu dari perut kami dan memperlihatkan satu batu diganjal, dan lalu Rasulullah SAW mengangkat bajunya dan memperlihatkan dua batu mengganjal perutnya. Diriwayatkan oleh Abu Isa at Tirmidzi dan ia berkata bahwa hadits ini Hasan Gharib. Dan disebutkan dalam riwayat lain bahwa nabi Muhammad SAW bersabda: ketika beliau terluka beliau berdoa: Allahummaghfir liqoumi fainnahum la ya'lamun (ya Allah ampunilah mereka karena kaum yang belum mengetahui).
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا . قال سعيد بن جبير : المعنى: لمن كان يرجو لقاء الله بإيمانه ، وتصدق بالبعث الذي فيه جزاء الأفعال. فقيل: أي: لمن كان يرجو ثواب الله في اليوم الآخر. وذكر الله كثيرا . خوفا من عقابه ، ورجاء لثوابه.
Tentang kalimat Liman Kana yarjullaha wal Yaumil akhir wa dzakarollah katsiron, berkata Sa'id bin Jubair: bagi siapa orang yang berharap bertemu dengan Allah dengan keadaan beriman kepadaNya, dan meyakini dengan hari kebangkitan yang di mana hari dibalasnya semua amal perbuatan. Dan ada juga yang berkata bahwa: ayat ini yakni bagi siapa saja yang berharap pahala dari Allah di hari akhir. Lafadz wadzakarallau katsiron itu bermakna takut akan hukuman Allah dan berharap pahala dari Allah ta'ala. (Tafsir Qurthubi halaman 108).
Kesimpulannya hendaknya setiap Muslim meneladani Rasulullah SAW. Cara meneladaninya adalah dengan mengetahui sejarah hidup nabi, perilaku keseharian nabi, melalui Alquran, hadits dan kitab-kitab turats yang telah disusun para ulama. Dan untuk memudahkan orang awam, maka cara termudah untuk meneladani Rasulullah SAW adalah dengan melihat akhlak para ulama yang takut kepada Allah ta'ala. Wallahu'alam.