Rusia Mulai Jalin Konsultasi dengan 6 Negara Anggota Baru BRICS
Keenam negara tersebut resmi menjadi anggota BRICS sepenuhnya pada 1 Januari 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia telah memulai konsultasi dengan enam anggota baru koalisi BRICS yakni Argentina, Mesir, Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Ethiopia. Konsultasi tersebut dilaksanakan sebelum keenam negara tersebut resmi menjadi anggota BRICS sepenuhnya pada 1 Januari 2024.
“Tentu saja, konsultasi mendalam sudah perlu dilakukan. Pekerjaan seperti itu sudah dimulai. Namun mulai 1 Januari, konsultasi akan lebih substantif,” ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov saat diwawancara kantor berita Rusia, TASS, Rabu (20/9/2023).
Dia menjelaskan, keenam negara anggota baru BRICS harus dibiasakan secara lebih substansial dan mendalam dengan cara-cara yang dilakukan BRICS. Bogdanov mengungkapkan, dalam KTT BRICS di Kazan pada Oktober 2024 nanti, Rusia akan memastikan para anggota baru BRICS tidak hanya sekadar berpartisipasi, tapi juga bekerja secara kolektif demi kepentingan nasional mereka masing-masing. “Dan tentu saja demi tujuan bersama,” ucapnya.
“Negara-negara kuat, seperti UEA, Arab Saudi, dan lainnya dapat memberikan kontribusi yang nyata dan besar terhadap aktivitas keuangan bersama demi keuntungan mereka sendiri,” kata Bogdanov.
Dia mengungkapkan, selama masa kepresidenan Rusia di BRICS, akan digelar sekitar 200 acara. “Ini adalah acara parlemen, acara olahraga, dan pemuda. Dalam berbagai lintasan,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, Moskow akan menjalin kontak dengan enam anggota baru BRICS tanpa menunggu 1 Januari 2024, yakni ketika masa kepresidenan Rusia di BRICS dimulai. Lavrov menekankan, semua anggota BRICS harus benar-benar memahami isu yang bakal dibahas pada KTT tahun depan di Kazan.
BRICS, yang sebelumnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (Afsel), telah menggelar KTT ke-15 di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023 lalu. Salah satu hasil dari KTT tersebut adalah disetujuinya penambahan enam anggota baru. “Kami memutuskan untuk mengundang Argentina, Mesir, Republik Demokratik, Federal Ethiopia, Republik Islam Iran, Kerajaan Arab Saudi, dan UEA untuk menjadi anggota penuh BRICS. Keanggotaan akan berlaku mulai 1 Januari 2024,” kata Presiden Afsel Cyril Ramaphosa, 24 Agustus 2023 lalu.
Dia mengungkapkan, keputusan untuk menerima enam negara tersebut sebagai anggota diambil secara konsensus. “Kami mengambil keputusan secara konsensus dan telah menyetujui prinsip pedoman, standar, kriteria, dan prosedur ekspansi BRICS,” ujar Ramaphosa.
Sebelumnya Ramaphosa sempat menyampaikan bahwa terdapat lebih dari 20 negara yang mengajukan keanggotaan BRICS. Indonesia kerap disebut sebagai salah satu negara yang berminat bergabung dengan koalisi tersebut.
BRICS diharapkan dapat menjadi institusi multilateral....
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva sempat menyampaikan bahwa dia menginginkan agar BRICS dapat menjadi institusi multilateral. “Kami ingin BRICS menjadi institusi multilateral, bukan klub eksklusif,” ujar da Silva saat berbicara di KTT BRICS pada 22 Agustus 2023 lalu.
Kendati mendukung ekspansi keanggotaan, da Silva menekankan, BRICS tidak memiliki keinginan untuk menjadi penanding dari kelompok G7, G20, atau Amerika Serikat (AS). Sebagai koalisi dari negara-negara berkembang, BRICS, kata da Silva, memiliki tujuan “mengatur” apa yang disebutnya negara-negara Selatan Global (Global South). “Kami tidak ingin menjadi tandingan G7, G20, atau AS. Kami hanya ingin mengatur diri kami sendiri,” ujar da Silva.
Selain da Silva, Presiden Cina Xi Jinping juga telah menyampaikan bahwa koalisi BRICS akan secara aktif memperluas keanggotaannya. Dia pun berharap akan ada lebih banyak negara berkembang yang bergabung dalam mekanisme kerja sama BRICS.
“Kami akan menjalin kemitraan strategis BRICS yang lebih kuat, memperluas model ‘BRICS Plus’, secara aktif memajukan perluasan keanggotaan, memperdalam solidaritas dan kerja sama dengan negara-negara EMDC (emerging markets and developing countries) lainnya, mendorong multipolaritas global dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional, serta membantu menjadikan tatanan internasional lebih adil dan setara,” ucap Xi dalam pidatonya di BRICS Business Forum pada 22 Agustus 2023.
Pada kesempatan itu Xi menyampaikan bahwa Cina telah dengan tegas menjunjung tinggi kepentingan bersama negara-negara berkembang serta berupaya meningkatkan keterwakilan dan suara EMDC dalam urusan global. Dia mengatakan BRICS merupakan hasil dari kebangkitan kolektif EMDC yang secara fundamental mengubah lanskap global.