Jidah Ayu dan Lansia Lain Pasrah tak Kebagian Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dia membayangkan betapa menyenangkan naik kereta cepat ke Bandung bersama anak-cucu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB) memulai uji coba tahap dua gratis pada Senin (25/9/2023). Masyarakat umum, termasuk kalangan lanjut usia (lansia) terlihat antusias untuk merasakan lesatan lajut kereta dari Jakarta ke Bandung ini.
Namun, sayangnya, sejumlah lansia yang sudah bersemangat dan berbondong-bondong ke lokasi keberangkatan kereta cepat di kawasan Halim, Jakarta Timur, tak kebagian tiket. Tiket telah ludes.
Jidah Ayu, seorang lanjut usia (lansia) berusia 72 tahun yang bertandang ke lokasi pemberangkatan KJCB dengan mengajak para tetangganya. Dia mengaku telah tiba di kawasan stasiun KCJB pada sekira pukul 10.00 WIB.
Harapan menaiki kereta cepat pupus saat petugas di stasiun menyampaikan bahwa kursi kereta sudah penuh, dan mengarahkannya untuk mengecek secara online. "Saya kan penasaran, tertarik, kalau tahu ada sesuatu yang baru kepengen menjajal saja. Bawa tetangga-tetangga juga nih," kata Jidah saat ditemui Republika.co.id di stasiun KJCB di Jakarta Timur, Senin (25/9/2023).
Namun Jidah dan dua tetangganya tidak mengetahui pendaftaran uji coba kereta cepat dilakukan melalui online, yakni di laman ayonaik.kcic.co.id. Meski demikian, untuk menghibur diri, dia dan para tetangganya menikmati suasana stasiun KJCB yang tampak segar dan modern, mereka pun berfoto-foto ria di stasiun.
Perempuan yang bertempat tinggal di Blok M, Jakarta Selatan itu mengatakan bahwa dirinya kerapkali ke Bandung karena ada keluarga di sana. Namun biasanya menggunakan kendaraan pribadi, bukan transportasi umum. Sesekali menggunakan bus atau kereta api seperti Argo Parahyangan.
Tarif tidak mahal...
Menurut penuturannya, dia tidak keberatan jika nantinya KCJB sudah diberi tarif per 1 Oktober 2023 dengan perkiraan Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. Sebab, dia menilai tarif itu lebih worth it dibandingkan jika naik transportasi pribadi.
"Enggak mahal sih menurut saya. Lebih mahal pakai mobil pribadi, biaya bensin, biaya tol, biaya makan, belum lagi kalau bawa cucu banyak. Jadi kalau dibandingin naik mobil pribadi, meding naik kereta, lebih cepat dan lebih murah," ujar dia.
Jidah menyebut, dirinya tetap ingin merealisasikan keinginan menjajal kereta cepat, meskipun harus berbayar nantinya. Dia membayangkan betapa menyenangkannya naik kereta cepat ke Bandung bersama anak-anak dan cucu-cucunya.
Tak hanya Jidah, lansia lainnya yang antusias untuk menjajal kereta cepat, Salim (80 tahun) juga rela mendatangi stasiun KCJB dengan harapan bisa langsung mendapatkan tiket on the spot. Namun, keinginannya tidak terwujud karena tiket telah ludes hingga uji coba kedua habis yakni 30 September 2023 dan pendaftaran pun ditutup.
"Kecewa saja sih. Saya tertarik pengen mencoba. Ini kan hal yang baru," kata Salim kepada Republika.co.id.
Salim menyebut dirinya juga kerap ke Bandung, yakni dengan menggunakan transportasi pribadi maupun umum seperti bus dan kereta Argo Parahyangan. Menurut dia, kehadiran KCJB menjadi alternatif baru yang menarik untuk dijajal pula.
"Kalau dibanding mobil pribadi, enakan kereta. Lebih santai, enggak capek. Saya nyetir sekali-kali saja sih. Kalau mobil semdiri kan sudah (ada biaya) bensin, kemudian tol, capek," cerita dia.
Kendati demikian, menurut hematnya, dalam memilih transportasi dari Jakarta ke Bandung perlu pertimbangan-pertimbangan tertentu. KCJB, kata dia, memang sangat cocok digunakan ketika perlu kecepatan, meski dinilai lebih mahal.
Sejarah baru bagi Indonesia...
"Tergantung kebutuhan. Kalau butuh banget kecepatan sih oke, murah-murah saja. Tapi kalau tidak buru-buru, alternatifnya bisa pakai Argo Parahyangan," ujar dia.
Salim menyebut, dirinya masih tetap ingin mencoba kereta cepat. Pasalnya, dia mengaku KCJB adalah sejarah baru bagi Indonesia.
"Kebanggaan kita ini, kereta cepat di ASEAN yang ada cuma kita, kan harus bangga, terutama angkatan tua, saya bangga banget karena saya lahir sebelum merdeka jadi betul-betul tahu perjuangan orang yang memerdekakan Indonesia, saya hargai, jadi saya bangga adanya kereta cepat," ujarnya.