8 Fakta Terkait Shaf Sholat, Ternyata Malaikat Juga Lakukan Hal yang Sama?
Shaf sholat berjamaah harus rapat dan terisi penuh barisan depan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam melaksanakan sholat berjamaah seyogianya setiap Muslim memperhatikan shafnya. Sebab dengan shaf yang lurus dan rapat menjadikan sholat berjamaah sempurna.
Berikut ini sejumlah fakta terkait dengan shaf sholat berjamaah dari keutamaan hingga ketentuannya:
1. Shaf yang lurus adalah cerminan persatuan umat Muslim. Dengan shaf yang lurus, rapat dan rapi, menunjukan bahwa setiap Muslim dalam hidup kesehariannya memiliki persatuan yang kuat.
أَقِيمُوا الصَّفَّ فِي الصَّلَاةِ، فَإِنَّ إِقَامَةَ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلَاةِ
Artinya: “Tegakkanlah shaf dalam sholat, sesungguhnya menegakkan shaf itu termasuk dari kesempurnaan sholat.” (HR. Bukhari).
2. Bahkan tak hanya umat Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan untuk meluruskan shafnya. Malaikat pun juga bershaf-shaf ketika menghadap Allah SWT.
أَلَا تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ، وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ قَالَ: يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الْأُوَلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ
Artinya: “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana malaikat bershaf dihadapan Allah Tabaraka wa Ta’ala, kami (para sahabat) bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana malaikat bershaf dihadapan Allah Tabaraka wa Ta’ala? Maka Nabi Menjawab: Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang pertama dan mereka merapatkan shaf mereka.” (HR Muslim)
3. Meluruskan dan merapatkan shaf sholat ketika berjamaah sangat penting guna memperoleh keutamaan sholat berjamaah. Akan tetapi dalam meluruskan dan merapatkan shaf sholat pun harus tetap pada posisi nyaman bagi diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad
Jangan sampai terlalu rapat sehingga membuat susah diri sendiri dan orang lain ketika melakukan gerakan sholat semisal tahiyat dan lainnya. Bahkan kondisi tersebut bisa mengganggu kekhusyuan sholat. Atau juga jangan terlalu renggang sehingga terdapat ruang yang luas antara satu jamaah dengan jamaah lainnya.
4. Maka posisikanlah pundak lurus, rapat namun tetap nyaman dengan pundak jamaah lainnya. Selain itu juga merapatkan kaki denga antar tiap jamaah. Namun demikian hal ini jangan sampai mengganggu atau tidak membuat nyaman jamaah lain.
5. Selain itu itu agar shaf tidak berubah yang utama adalah merapatkan bahu, sebab bila hanya kaki yang rapat, bisa jadi pada rakaat berikutnya posisi bentangan kaki akan berubah.
وَكَانَ أَحَدُنَا يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ Artinya: “Dan seorang dari kami menempelkan pundaknya dengan pundak temannya dan kakinya dengan kaki temannya.” (HR Al-Bukhari).
6. Selain itu posisikan tangan dan gerakan tangan dengan lembut ketika takbir. Jangan sampai bentangan tangan terlalu lebar dan mengikut jamaah lainnya yang berada di samping. Sebab itu akan mengganggu sholat orang lain.
7. Dan jika kemudian terdapat shaf-shaf yang kosong atau bolong maka segeralah ditutup oleh orang yang terdekat dengan cara bergeser tidak lebih dari tiga gerakan.
Keterangan-keterangan di atas sebagaimana dijelaskan dalam kitan at-Targib wa at-Tarhib yang menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad ﷺ:
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَقِيْمُواالصُّفُوْفَ وَحَاذُوْابَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوَاالْخَلَلَ وَلَيِّنُوْابَاَيْدِىْ اِخْوَانِكُمْ وَلَا تَذَرُوْافُرُجَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّاوَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّاقَطَعَهُ اللَّهُ.
Artinya: Rasulullah ﷺ bersabda: Luruskanlah shaf-shaf kalian, luruskan di antara pundak-pundak dan tutuplah olehmu celah-celah dan haluskan lah tanganmu untuk saudara-saudaramu, dan jangan meninggalkan kalian tempat-tempat yang renggai untuk setan. Dan barangsiapa menyambung shaf maka Allah akan menyambung (rahmat, keberkahan) untuknya, dan barangsiapa memutus shaf maka Allah memutus (rahmat, berkah) untuknya.”
Baca juga: 5 Dalil yang Menjadi Landasan Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW
8. Longgarnya shaf akan menjadi celah bagi setan untuk mengganggu dan membisikan was-was.
رُصُّوا صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالْأَعْنَاقِ، فَوَاالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَرَى الشَّيْططَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا الْحَذَفُ
Artinya: “Rapatkan shaf kalian, tempelkan shaf kalian, berdekatlah kalian (antara shaf pertama dan kedua itu berdekatan), dan sejajarkan dengan leher kalian, Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat setan, masuk dari celah celah shaf, seolah olah anak kambing hitam yang kecil.” (HR Abu Dawud)