Harris Horatius Sempat Lalui Titik Nadir Sebelum Akhirnya Raih Emas di Hangzhou

Haris meraih emas dari cabang Wushu di Asian Games Hangzhou.

AP/Ng Han Guan
Selebrasi pewushu Indonesia Harris Horatius usai berhasil meraih emas pada final nomor nangun putra Asian Games 2022 di Xiaoshan Guali Sports Centre, Hangzhou, China, Selasa (26/9/2023). Harris Horatius berhasil meraih emas usai meraih total poin 19,506 (nanquan 9,756 poin dan nangun 9,750 poin).
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID -- Atlet Wushu Indonesia, Harris Horatius, meraih medali emas pertamanya pada pesta olahraga Asian Games Hangzhou, China, pada Selasa (26/9/2023) lewat kombinasi jurus-jurus tangan kosong dan tongkat yang memukau dewan juri nanquan + nangun di Xiaoshan Guali Sports Centre. Sebelum mencapai podium teratas di Hangzhou, Harris ternyata pernah melewati titik terendah dalam hidupnya.

Baca Juga


Cedera yang membuat Harris tak tampil maksimal pada debutnya di Asian Games 2018 Jakarta hingga hantaman pandemi sempat membuat Harris sempat hampir putus asa sebagai atlet.

"Banyak sekali yang terjadi selama empat tahun ini. Naik dan turun dalam hidup ini. Sempat mau berhenti karena pandemi tapi puji Tuhan ada orang-orang yang memberi dukungan, seperti orang tua, pelatih, dan pengurus. Semua sama-sama mendukung mengatakan bahwa Harris masih bisa," kata juara dunia nomor duilian itu.

"Saya percaya mereka, saya juga percaya kalau mereka itu punya harapan. Jadi apa yang dipercayakan kepada saya, ingin saya lakukan yang terbaik," kata Harris menambahkan.

Dukungan dari orang-orang terdekat itu menjadi motivasi dan kekuatan bagi Harris untuk terus berlatih. Bahkan untuk Asian Games Hangzhou, pria kelahiran 11 Oktober 1995 itu harus rela berpisah sementara dari keluarga dan istrinya.

"Itu yang paling sulit, karena kemarin persiapan tiga bulan di China dan belum pulang sampai sekarang," kata suami dari Janice Jeconiah itu.

"Terus lakukan apa yang sudah ada di tangan kita. Talenta itu, kemampuan itu, apa yang sudah kita latih kita keluarkan saja. Hasil, biar Tuhan yang menentukan," ia melanjutkan

Berbekal semua itu, atlet yang mengidolakan mendiang Bruce Lee itu mampu tampil dengan kuda-kuda, jurus dan teknik pendaratan yang mantap. Di nomor tangan kosong, Harris membuat para juri terpesona sehingga memberinya nilai penuh untuk kualitas dan tingkat kesulitan hingga mengumpulkan total poin 9,756, bahkan awak media setempat tercengang menyaksikan penampilan wakil Indonesia itu.

Perolehan poin Harris itu unggul 0,020 poin atas wakil Korea Selatan Yongmun Lee yang merupakan pemegang perunggu Asian Games 2018 di Jakarta pada nomor yang sama. Keunggulan di nomor nanquan menjadi modal bagus Harris untuk meneruskan perjuangannya di nomor nangun atau tongkat dan Harris pun kembali menjadi yang terbaik dengan poin tertinggi 9,750, mengalahkan wakil Makau Junhua Huang dengan margin 0,010 poin.

Sementara, pesaing terberat, Lee asal Korsel hanya mendapat poin rendah 7,366 pada penampilannya di nomor tongkat. Unggul di dua nomor tersebut, Harris berhak membawa pulang status juara dan medali emas. Wakil Korea harus puas dengan perak dan wakil Makau Junhua Huang merebut perunggu.

Capaian itu adalah medali sekaligus emas pertama bagi Harris di level Asian Games, setelah sebelumnya atlet asal Medan, Sumatra Utara itu finis di peringkat sembilan di Asian Games Jakarta 2018. Sebagai catatan, Harris mendulang prestasi sebagai juara nomor duilian SEA Games Filipina 2019 dan merebut emas nomor kombinasi nanquan & nangun all around di SEA Games Singapura 2015.

Di nomor nanquan sendiri, Harris pernah menjadi tiga kali runner-up SEA Games yaitu ketika tampil di Kamboja 2023, Vietnam pada 2023, dan Filipina 2021. Sebelumnya, rekan satu pelatnas Harris, Edgar Xavier Marvelo meraih medali perak seusai mencatatkan total skor 9,786 di final nomor changquan Asian Games Hangzhou, Ahad (24/9/2023).


 

 

Pada Rabu (27/9/2023), cabang wushu menambah koleksi medali kontingen Indonesia melalui medali perunggu Asian Games 2022 yang diraih Seraf Naro Siregar, Rabu. Pada pertandingan final wushu nomor Daoshu (pedang) dan Gunshu (tongkat) yang dimainkan di Xiaoshan Guali Sports Centre, Hangzhou, Naro sukses membukukan total 19.466 poin.

Raihan total poin itu terdiri dari 9.726 di nomor daoshu dan 9.740 di nomor gunshu. Medali emas nomor ini jatuh kepada atlet China Zhizhao Chang dengan total 19.626 poin, dan medali perak menjadi milik atlet Singapura Jowen Si Wei Lim dengan 19.476 poin.

Sayangnya wakil Indonesia di cabang olahraga wushu lainnya, yakni Nandhira Mauriskha di nomor Jianshu dan Qiangshu gagal meraih medali. Nandhira hanya menempati posisi kelima dengan koleksi total 19.400 poin, setelah mengumpulkan 9.700 poin di Jianshu dan 9.700 poin saat berlaga di nomor Qiangshu.

Dari cabang lain, atlet skateboard Indonesia, Sanggoe Darma Tanjung mempersembahkan medali perak bagi Indonesia dari nomor men's street. Skater asal Bali itu sekaligus mempertahankan medali perak yang ia raih di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang setelah mengumpulkan akumulasi poin 200,63 meskipun ia gagal mengeksekusi trik pertama, ketiga, dan kelima di Qiantang Roller Sports Centre.

 

Atlet tuan rumah Jie Zhang berhak meraih medali emas dengan nilai tertinggi 231,14. Sedangkan rekan senegaranya Jianjun Su dengan 195,73 poin berhak atas perunggu. Sementara wakil lainnya dari Indonesia Basral Graito Hutomo finis di peringkat empat dengan 173,79 poin.

Wakil Jepang Ginu Onodera sebenarnya menjadi salah satu unggulan. Namun setelah tampil dengan poin tertinggi setelah R2, Onodera justru gagal mengeksekusi empat trik pertamanya dan terpuruk ke peringkat tujuh.

Meski baru berusia 13 tahun, wakil Jepang itu baru-baru ini menjuarai X Games Asia 2023 di kampung halamannya, Chiba. Ia juga sekaligus peringkat tiga kejuaraan dunia 2022 di Sharjah, UEA.

Final renang

Di cabang renang, tim renang Indonesia lolos ke final nomor mixed 4x100m medley relay Asian Games Hangzhou menyusul hasil finis peringkat empat pada pertandingan heat 2, Rabu. Masniari Wolf, Muhammad Dwiky Raharjo, Joe Aditya W Kurniawan dan Angel Gabriela Yus membukukan 4:01,49 di nomor estafet campuran itu, terpaut 15,82 detik dari kuarter China yang menjadi tercepat di heat 2.

Catatan Indonesia itu menjadi yang terlambat kedua dari delapan finalis setelah China Taipei, di saat enam lawan-lawan mereka yaitu Hong Kong, Korea Selatan, China, Jepang, Kazahkstan dan Singapura mampu menembus limit empat menit.

Tim China menjadi kandidat terkuat perebutan emas dengan catatan 3:45,67 diikuti Jepang (3:47,94) dan Kazakhstan (3:52,82) pada partai final Rabu malam nanti. Sebelumnya di nomor perorangan, Joe Aditya Wijaya Kurniawan gagal menembus penyisihan nomor 100 gaya kupu-kupu putra setelah finis 54,40 detik di peringkat enam heat, terpaut 2,52 detik dari perenang Jepang Katsuhiro Matsumoto.

Kemudian, juara SEA Games Kamboja 2023 Masniari Wolf juga tumbang di nomor kedua yang ia ikuti di Hangzhou yaitu 100 m gaya punggung putri, demikian pula bersama Angel Gabriella Yus di nomor yang sama. Masniari dengan catatan 1:05,54 sedangkan Angel dengan 1:03,33 finis di peringkat lima pada masing-masing heat.

Karel Nicholas Subagyo juga harus tersingkir dari penyisihan nomor 200 m gaya bebas putra setelah harus mengakui keunggulan Hojoon Lee asal Korea yang unggul 3,86 detik darinya.

 

Infografis Sejarah Penundaan Asian Games - (Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler