Seorang Remaja Spanyol Melukai Guru dan Siswa Lainnya Dengan Pisau
Salah satu korban harus menjalani operasi.
REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Polisi Spanyol mengatakan seorang remaja melukai tiga guru dan seorang murid di sebuah sekolah menengah atas di Jerez de la Frontera, Spanyol selatan. Seorang sumber dari layanan kesehatan Andalusia mengatakan salah satu guru akan menjalani operasi, sementara tiga korban lainnya menderita luka ringan.
Pada Kamis (28/9/2023) polisi mengatakan penyerang telah ditahan. Stasiun televisi Canal SUR menunjukkan para orang tua murid berkumpul di luar gerbang sekolah.
Seorang ibu murid mengatakan pelaku menggunakan dua pisau besar yang dibawa dengan tas ranselnya ke dalam ruang kelas. Kemudian ia menyerang sesama murid dan guru sekitar pukul 08.15 waktu setempat, dan mengatakan kepada mereka ia akan membunuh mereka.
Kekerasan di sekolah di Spanyol merupakan masalah serius yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut sebuah studi tahun 2023 oleh Ombudsman, 31,6 persen siswa di Spanyol pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan di sekolah, termasuk pelecehan verbal, kekerasan fisik, pengucilan sosial, dan perundungan di dunia maya.
Bentuk kekerasan sekolah yang paling umum di Spanyol adalah pelecehan verbal, yang dialami oleh lebih dari separuh siswa. Kekerasan fisik lebih jarang terjadi, namun masih menjadi masalah yang signifikan, dengan lebih dari 10 persen siswa melaporkan bahwa mereka telah diserang secara fisik di sekolah.
Pengucilan sosial dan cyberbullying juga menjadi perhatian utama. Lebih dari 25 persen siswa melaporkan bahwa mereka telah dikucilkan atau diintimidasi oleh teman sebayanya.
Pada tahun 2018 lalu Gladys Merma-Molina, María Alejandra Ávalos Ramos, dan María Ángeles Martínez Ruiz dari University of Alicant melakukan penelitian tentang kekerasan di sekolah di Spanyol. Penelitian itu meneliti naiknya angka kekerasan di sekolah-sekolah Spanyol dan tanggapan pemerintah.
Dalam penelitian yang berjudul The School Violence in the Coexistence Programs of the Spanish Educational System itu menemukan program koeksistensi pemerinta di sekolah-sekolah belum berhasil. Para peneliti mempelajari program-program koeksistensi di 806 sekolah di Spanyol.
Mereka menemukan sebagian besar program tersebut tidak menangani kekerasan di sekolah. Program-program yang menangani kekerasan di sekolah hanya berfokus pada jenis kekerasan tertentu, seperti penghinaan dan ancaman.
Para penulis penelitian itu merekomendasikan agar pemerintah mengembangkan program koeksistensi yang lebih komprehensif yang menangani semua jenis kekerasan di sekolah.