Ukraina dan Rusia Perang Drone
Pertarungan Rusia dan Ukraina kini berkutat pada serangan jarak jauh ke wilayah lawan
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan Ukraina saling mengeklaim berhasil menggagalkan serangan rudal yang masuk ke wilayahnya. Pertarungan kedua negara tetangga ini kini berkutat pada serangan jarak jauh ke wilayah lawan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Ahad (1/10/2023), pertahanan udara Rusia telah mencegat lima peluru HIMARS buatan Amerika Serikat (AS), sebuah bom JDAM yang diluncurkan dari udara, dan 37 drone Ukraina di wilayah Ukraina dalam 24 jam terakhir. Intersepsi tersebut terjadi di wilayah tempat Rusia melancarkan operasi militer khusus.
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pertahanan udaranya telah menembak jatuh enam drone Ukraina di wilayah Rusia dan dua rudal Ukraina di Krimea. Pekan lalu Ukraina juga menggelar serangan drone ke Rusia.
Gubernur wilayah Kursk, Rusia, mengatakan serangan drone Ukraina merusak beberapa rumah pribadi dan gedung pemerintah. Sementara dua drone Ukraina lainnya dihancurkan di sekitar wilayah Belgorod.
Sebelumnya dilaporkan setidaknya satu rudal Ukraina menghantam markas besar angkatan laut Laut Hitam Rusia di pelabuhan Krimea, Sevastopol, pada Agustus. Pejabat Rusia mengatakan serangan siber besar-besaran juga mengganggu layanan internet di wilayah semenanjung yang dianeksasi Moskow tersebut.
Ukraina jarang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di dalam wilayah Rusia atau di wilayah yang aneksasi di Ukraina. Namun dalam beberapa bulan terakhir, Kiev mengatakan, menghancurkan infrastruktur militer Moskow akan membantu serangan balik.
Sedangkan Angkatan Udara Ukraina mengklaim pada Ahad, sistem pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 16 dari sekitar 30 drone yang diluncurkan Rusia ke wilayah Ukraina semalam. Dikatakan di aplikasi pesan Telegram, bahwa drone diluncurkan dari arah selatan, tenggara, dan utara.
Pihak berwenang mengatakan wilayah Cherkasy di Ukraina tengah menjadi sasaran serangan tersebut. “Pada malam hari, musuh secara besar-besaran menyerang wilayah Cherkasy kami dengan serangan drone. Sayangnya, ada serangan terhadap infrastruktur industri di (kota) Uman,” kata Gubernur Cherkasy Ihor Taburets melalui Telegram.
Serangan tersebut mengakibatkan kebakaran di gudang-gudang, khususnya tempat penyimpanan gabah. Taburets menyatakan, terdapat satu orang terluka atas kejadian itu.
Kantor kepresidenan Ukraina mengatakan dalam sebuah pernyataan, infrastruktur dan gudang sipil juga rusak di wilayah selatan Mykolaiv dan wilayah timur Dnipropetrovsk.
Ukraina berambisi tingkatkan produksi senjata sendiri...
Pertahanan Ukraina yang terus berkembang atas pengiriman senjata dari Barat ingin ditingkatkan. Keinginan ini disampaikan oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy pada akhir pekan lalu dalam sebuah forum yang diadakan pemerintahnya dengan produsen internasional.
Pertemuan ini membahas cara mengembangkan kapasitas industri untuk membangun dan memperbaiki senjata di Ukraina meskipun terus-menerus dibombardir oleh Rusia. “Ukraina berada dalam fase maraton pertahanan ketika sangatlah penting untuk maju tanpa mundur. Hasil dari garis depan dibutuhkan setiap hari,” kata Zelenskyy kepada para eksekutif yang mewakili lebih dari 250 produsen senjata Barat.
“Kami tertarik untuk melokalisasi produksi peralatan yang dibutuhkan untuk pertahanan kami dan masing-masing sistem pertahanan canggih yang digunakan oleh tentara kami, sehingga memberikan Ukraina hasil terbaik di garis depan saat ini,” katanya.
Zelenskyy mengatakan, pertahanan udara dan penghapusan ranjau adalah prioritas utamanya. Ukraina juga bertujuan untuk meningkatkan produksi rudal, drone, dan amunisi artileri dalam negeri.
Kiev telah memulai serangan balasannya pada awal Juni untuk mencoba merebut kembali wilayah yang direbut oleh Rusia. Moskow masih menguasai sekitar 18 persen wilayah Kiev. Tapi, Ukraina sangat bergantung pada dukungan keuangan dan militer Barat. Negara itu telah menerima bantuan serupa sebesar puluhan miliar dolar sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari 2022. Namun perang tersebut menciptakan permintaan senjata dan amunisi yang terus meningkat.
Beberapa produsen senjata terkemuka di Barat seperti raksasa produksi senjata Jerman Rheinmetall dan BAE Systems yang berbasis di Inggris telah mengumumkan rencana untuk bekerja sama dengan produsen Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, produsen negara itu menandatangani sekitar 20 perjanjian dengan mitra asing. Kerja sama ini untuk produksi bersama, pertukaran teknologi, atau pasokan komponen untuk membuat drone, kendaraan lapis baja, dan amunisi.
Pemerintah Ukraina berencana menciptakan kondisi ekonomi khusus untuk menarik investasi Barat ke sektor pertahanan dalam negeri termasuk dana untuk mendukung pengembangan teknologi baru. "Ini akan menjadi kemitraan yang saling menguntungkan. Saya pikir ini adalah waktu dan tempat yang tepat untuk menciptakan pusat militer yang besar," kata Zelenskyy dalam pertemuan terpisah dengan produsen senjata AS, Inggris, Ceko, Jerman, Prancis, Swedia, dan Turki.