Kabut Asap Karhutla di Jambi: Kualitas Udara tak Sehat, Pengidap ISPA Capai 7.717 Kasus
Pemkot Jambi tegaskan penanganan ISPA jadi prioritas saat karhutla.
REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Pemerintah Kota Jambi menegaskan penanganan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi prioritas pemerintah setempat saat kabut asap melanda akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wali Kota Jambi Syarif Fasha di Jambi, Selasa, mengatakan seluruh pelayanan kesehatan di Kota Jambi harus sigap dalam menghadapi bencana kabut asap ini. Pihaknya meminta seluruh pelayanan kesehatan di Kota Jambi untuk mempersiapkan segala peralatan medis yang dibutuhkan seperti oksigen, masker, obat-obatan dan lainnya.
"Kemudian IGD rumah sakit dan Puskesmas harus disesuaikan, Puskesmas juga harus memiliki alat nebulizer kemudian tabung oksigen selama kabut asap," katanya.
Berdasarkan data kualitas udara Kota Jambi yang dipantau Stasiun Jambi Paal Lima mencatat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kota Jambi pada Selasa pukul 16.00 WIB sebesar 131 masuk kategori tidak sehat.
Wali Kota juga mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan masker ketika berada di luar ruangan, mengurangi aktivitas di luar serta menerapkan pola hidup sehat.
Jika mengalami keluhan pada pernapasan masyarakat diminta untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Jambi Taufik mengatakan bahwa jumlah kasus penderita ISPA di daerah tersebut pada September 2023 mencapai 7.717 kasus yang tersebar di 20 Puskesmas se Kota Jambi.
Pada Juli 2023 kasus ISPA mencapai 5.310 kasus dan meningkat menjadi 5.477 kasus pada Agustus.
Taufik menerangkan dibandingkan dengan tahun 2022 maka jumlah kasus ISPA mengalami peningkatan.
Pada 2022, jumlah penderita ISPA di Kota Jambi sebanyak 42.400 kasus sedangkan pada 2023 hingga September 2023 jumlah kasus mencapai mencapai 48.740 kasus.