Pernah Dibully, Anak Panti Asuhan: Dalam Islam Sudah Diajarkan, Kita Berbuat Baik Saja

Anak panti asuhan pernah dibully dan enggan membalas, dia hanya ingin berbuat baik.

BULLY.CA
Praktik bullying oleh siswa di sekolah (ilustrasi). Anak panti asuhan pernah dibully dan enggan membalas, dia hanya ingin berbuat baik seperti dalam ajaran Islam.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Isu bullying (perundungan) di sekolah belakangan ini banyak disorot, terutama setelah kasus kekerasan pelajar di Cilacap. Korban bahkan mengalami cedera serius setelah mengalami kekerasan fisik sehingga harus mendapat perawatan medis.

Baca Juga


Menanggapi maraknya kasus perundungan, para santri di Panti Asuhan Wisma Karya Bakti di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, mengatakan pendekatan agama merupakan kunci untuk menekan kasus kekerasan di sekolah. Seorang pelajar yang memiliki wawasan dan pemahaman agama dikatakan akan menghindari bullying.

"Pandangan saya tentang bullying, itu suatu yang tidak boleh dilakukan karena dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain," tutur santri kelas 3 SMP, Muhammad Fathan Atalla, Selasa (3/10/2023).

Menurut Fathan, agama mengajarkan pemeluknya untuk saling menyayangi sesama. "Bagaimana menghilangkannya, yaitu dengan cara pendekatan kepada agama, karena dalam agama diajarkan untuk saling menyayangi sesama Muslim atau sesama saudara," katanya.

Dia mengatakan para santri selama ini selalu diajarkan wawasan keislaman yang diharapkan dapat menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari. Islam disebutnya menuntun Muslim untuk tidak menyakiti sesama karena perlakuan buruk kepada orang lain dapat berbalik kepada pelakunya sendiri.

"Dalam Islam itu sudah diajarkan, jika kita berbuat baik kepada orang, kebaikan itu akan balik lagi kepada kita. Sebaliknya, kalau kita berbuat buruk kepada orang, keburukan itu akan kembali kepada kita," ujarnya.

Santri lain, Azka Romadhon, mengaku bahkan pernah menjadi korban bully saat di sekolah dasar (SD). Namun, ia tidak menanggapi perundungan tersebut.

"Tanggapan saya agar tidak membully, bagaimana orang tua harus mengajari bagaimana menghargai orang lain. Dan guru harus mengajari muridnya bagaimana cara menghargai karena semua orang ada kelebihan dan kekurangannya," katanya.

Azka yang juga siswa kelas 3 SMP itu juga mengatakan, guru-guru di panti asuhan diajarkan masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangan. "Kita harus menghargai orang lain karena di dalam manusia ada kekurangan dan kelebihan," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler