Anggaran Rp 200 Juta, Disdik Bogor Gunakan Ahli Arsitek Bangun Toilet di SMP
Pakai Rp 200 juta, Disdik Bogor menggunakan ahli arsitek untuk membangun toilet SMP.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menggunakan bantuan profesional dari tenaga ahli arsitek atau bangunan gedung, untuk konsultasi pembangunan toilet Rp 200 juta di SMPN 9 dan SMPN 17 Bogor. Bantuan profesional itu dibutuhkan untuk membuat konsep, lantaran Disdik tidak memiliki ahli di bidang tersebut.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kota Bogor, Sultodi Mahbub, menjelaskan konsep pembangunan toilet di dua SMP negeri ini terinspirasi dari inovasi toilet sekolah di Surabaya, Jawa Timur. Para tenaga ahli tersebut kemudian membantu Disdik membuat konsep, mendesain, hingga menghitung anggaran.
Dilansir dari laman LPSE, biaya konsultan perencanaan pembangunan toilet di SMPN 9 Bogor menggunakan anggaran Rp 34,2 juta. Sedangkan untuk toilet di SMPN 17 Bogor menggunakan anggaran Rp 33,9 juta.
“Iya ada jasa perencanaannya juga. Kan kami bukan dinas teknis ya, kan di kami bukan ahli bidangnya. Kita meminta bantuan ke profesional, tenaga ahli arsitek atau ahli bangunan gedung yang mengerti,” kata Sultodi kepada Republika, Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, tenaga ahli ini dapat menuangkan keinginan Disdik Kota Bogor untuk membuat toilet berkonsep baru ini. Dimana toilet ini dibangun di bangunan yang terpisah dengan gedung sekolah, memiliki desain arsitektur kekinian, menggunakan septic tank biofil/biofilter yang ramah lingkungan, serta memiliki urinoir untuk laki-laki yang belum ada di sekolah-sekolah lain.
“Intinya menuangkan keinginan kami. Kita punya konsep seperti ini. Mereka ahli di bidangnya, nah mereka mendesain, menggambar, dan menghitung secara profesional. Salah satunya pembuatan gambar 3D-nya, kan kami nggak bisa. Kalau arsitek kan jasa profesional juga,” jelasnya.
Maka dari itu, dijelaskan Sultodi, anggaran yang digunakan Disdik Kota Bogor baik untuk konsultan perncanaan pembangunan hingga pembangunannya sendiri, telah mencakupi Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh), serta keuntungan bagi konsultan maupun kontraktor dengan nilai 10-15 persen dari total anggaran.
“Jadi harga segitu, nilai kontrak itu kewajiban pajak, keuntungan, dan Pph itu pihak penyedia yang menanggung. Termasuk konsultan dan tenaga ahli,” ujar dia.
Sultodi menambahkan, toilet dengan konsep arsitektur ikonik ini baru pertama kali dibuat di Kota Bogor. Meski menurutnya belum sempurna, ia meyakini pembangunan toilet baru ini bisa menjadi awal membentuk kebaikan.
“Kita salah satunya inovasi dari Surabaya. Diharapkan dari hal kecil ada perubahan dari pola berpikir di sekolah, tata kelola lingkungan, dan sekolah dendiri akhirnya juga akan ikut bangun taman dan bangunan lain,” ucapnya.
Diketahui, Disdik Kota Bogor tengah membangun toilet baru di SMPN 9 dan SMPN 17 Bogor, dengan nilai anggaran masing-masing Rp 200 juta. Toilet ini dibangun dengan konsep arsitektur ikonik dan berintegrasi dengan penataan lingkungan.
Sultodi mengatakan dengan konsep arsitektur ikonik yang kekinian ini, akan menghilangkan mindset toilet yang kumuh dan kotor. Selain itu, toilet ini akan berintegrasi dengan penataan lingkungan.
“Berangkat dari sini, mindset toilet kotor dan jorok itu ditinggalkan. Kita membangun toilet dengan kondisi zaman kekinian. Sejalan dengan Kota Bogor ramah lingkungan, kami terapkan septic tank biofil/ biofilter bukan konvensional,” kata Sultodi ketika ditemui Republika di SMPN 9 Bogor, Rabu (4/10/2023).