Pengamat: Erick Thohir Representasi Jokowi Jadi Cawapres Elektabilitas Tinggi

Cawapres Prabowo tinggal dua nama, yaitu Erick Thohir dan Gibran Rakabuming Raka.

Dok. Republika
Menhan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir menemani kunjungan Presiden Jokowi ke pabrik PT Pindad di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023).
Rep: Wahyu Suryana Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Suropati Syndicate, Muhammad Shujahri menilai, saat ini, pendamping capres Prabowo Subianto sebenarnya mudah ditakar. Pilihannya tertinggal dua, antara Menteri BUMN Erick Thohir atau Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

"Pak Prabowo ini menurut saya tinggal dua nama, kalau bukan Pak Erick Thohir ya Mas Gibran," kata Shujahri di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Dia menerangkan, sisa dua nama itu lantaran Prabowo selama ini selalu berusaha memberikan kesan sebagai pelanjut dari kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, hal itu sudah dilakukan Prabowo sejak dinamika pilpres dimulai beberapa waktu lalu.

Sehingga, Shujahri melihat, mau tidak mau Prabowo harus memilih sosok yang merepresentasikan Jokowi. Peluang Erick menguat karena dari bursa calon wakil presiden (cawapres), sambung dia, Erik menjadi representasi Jokowi dengan elektabilitas tinggi.

Selama ini, Jokowi kerap kali mengajak Erick di berbagai kesempatan. Adapun Gibran selaku putra sulung Jokowi masih terkendala aturan maju harus berusia 40 tahun. "Gibran masih menanti putusan MK apakah bisa maju sebagai cawapres," ujar Shujahri.

Selain itu, ia mengingatkan, jika Prabowo ingin memilih Gibran sebagai cawapres maka ada banyak hal yang harus diperhitungkan. Antara lain, Gibran masih merupakan kader PDIP.

Baca Juga


Padahal, PDIP sudah punya capres Ganjar Pranowo. "Perlu diperhatikan jika ingin memajukan Mas Gibran karena Mas Gibran itu kader PDIP, itu yang harus diperhatikan Prabowo," kata Shujahri.

Terkait cawapres Ganjar, ia berpendapat, kondisinya masih agak sulit dibaca. Pasalnya, dari berbagai simulasi, Ganjar mendapat dukungan besar ketika disimulasi dengan M Ridwan Kamil maupun Sandiaga Salahuddin Uno.

Tapi, Shujahri melihat, ada kecenderungan Ganjar ingin memilih kombinasi lama yang selalu dipatenkan PDIP, yaitu pasangan nasionalis-religius. Hal itu pula yang diusung PDIP dengan mengusung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Karena itu, pilihan Ganjar sepertinya merupakan tokoh dari Jawa Timur. "Sehingga, ada potensi Ganjar bisa berpasangan dengan Pak Mahfud dan Bu Khofifah," ujar Shujahri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler