Serangan Rudal Rusia ke Sebuah Kafe Hapus Setengah Desa Ukraina

Serangan tersebut salah satu serangan paling mematikan selama 20 bulan pertempuran

AP
Warga Ukraina memakamkan kerabat yang menjadi korban serangan rudal Rusia
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, HROZA -- Di sebuah petak pemakaman di sebelah lapangan di luar dusun terpencil di Ukraina, Hroza, penduduk menyingkirkan semak belukar dan membersihkan sampah untuk memberi ruang bagi lebih banyak kuburan. Dengan bekerja dengan tenang warga mengalihkan perhatian mereka dari kengerian yang terjadi sehari sebelumnya.

Ketika puluhan orang berkumpul di kafe setempat untuk makan bersama untuk menghormati seorang prajurit yang tewas dalam perang melawan Rusia, sebuah rudal menghantam. Serangan ini menewaskan sedikitnya 52 orang.

Serangan tersebut salah satu serangan paling mematikan selama 20 bulan pertempuran, dan salah satu serangan yang menghancurkan komunitas kecil.

Keterkejutan berganti dengan kesedihan, serta pertanyaan tentang bagaimana Rusia bisa tahu tentang pertemuan itu. Menurut sebagian warga Hroza adalah serangan itu disengaja.

Di antara mereka yang tewas adalah Olya, 36, yang memiliki tiga orang anak. Suaminya juga tewas. Ayahnya, Valeriy Kozyr, sedang berada di pemakaman untuk mempersiapkan pemakamannya dan menantunya.

"Akan lebih baik jika saya mati, yaa Tuhan, Engkau tidak bisa menghukum saya seperti ini. Meninggalkan seorang ayah dan mengambil anak-anak!" kata Kozyr sambil menangis, Jumat (6/10/2023).

Sambil menyeka air mata, pria berusia 61 tahun itu menjelaskan sekarang ia harus memikirkan bagaimana cara merawat ketiga cucunya yang berusia 10, 15, dan 17 tahun. Kozyr ingin menguburkan Olya dan suaminya berdampingan dalam satu liang lahat.

Ia mengatakan ia tidak berada di kafe pada hari Kamis karena ia bekerja shift malam sebagai petugas keamanan.  Di dekatnya, tiga bersaudara sedang mempersiapkan lahan untuk menguburkan orang tua mereka yang keduanya terbunuh dalam serangan yang disebut Presiden Volodymr Zelenskiy sebagai serangan yang disengaja Rusia terhadap warga sipil.

Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam invasi, posisi yang diulanginya pada hari Jumat sebagai tanggapan atas serangan Hroza. Ribuan orang terbunuh dalam kampanye pengeboman yang menghantam blok-blok apartemen dan restoran serta pembangkit listrik, jembatan, dan gudang gandum.

Seorang saudara mulai menggali sementara yang lain memungut botol-botol plastik yang dibuang.

"Kami kehilangan 18 orang di satu jalan, tempat orang tua kami tinggal, di satu sisi, para tetangga telah tiada, dan di sisi lain, seorang wanita telah tiada," kata saudara ketiga, Yevhen Pyrozhok, 41 tahun.

Para pria itu mengatakan mereka tidak tahu kapan mereka bisa melakukan pemakaman karena jenazah orang tua mereka masih diperiksa para penyelidik di Kharkiv, kota besar terdekat di timur laut Ukraina.

Belum semua korban berhasil diidentifikasi...

Baca Juga


Penyelidik polisi regional Serhiy Bolvinov mengatakan pihak berwenang harus menggunakan DNA untuk mengidentifikasi beberapa korban, karena jasad mereka tidak dapat dikenali.

"Mayat-mayat tergeletak di halaman itu, dan tak seorang pun dapat mengidentifikasinya," kata Valentyna Kozienko, 73 tahun, yang berbicara di dekat rumahnya di dekat lokasi kejadian.

Saat hari mulai gelap kru darurat yang kebingungan membawa mayat-mayat yang ditempatkan di dalam kantung-kantung putih ke bagian belakang sebuah truk pickup. Seorang pria lokal berlutut dan menangis sambil meletakkan tangannya di atas jenazah orang yang dicintainya sebelum jenazah itu dibawa pergi.

Penduduk setempat, Oleksandr Mukhovatyi, mengatakan ia kehilangan ibu, saudara laki-laki, dan ipar perempuannya.

"Seseorang mengkhianati kami. Serangan itu tepat, semuanya mendarat di kedai kopi," katanya.

Pada hari Jumat, para petugas penyelamat terus menyaring puing-puing kafe yang rata dengan tanah dan toko di dekatnya. Sementara para penggali menyingkirkan puing-puing.

Di atas meja rendah yang didirikan beberapa meter jauhnya, anggota layanan darurat dan masyarakat setempat meletakkan bunga dan menyalakan lilin di stoples kecil berwarna-warni untuk mengenang para korban yang tewas.

Di pemakaman tersebut, ada satu kuburan yang menonjol. Tanah yang baru saja digali ditumpuk di bawah karangan bunga berwarna biru dan kuning cerah yang senada dengan warna bendera Ukraina yang berkibar di atasnya tertiup angin.

Ini adalah tempat peristirahatan terakhir Andriy Kozyr, seorang prajurit tentara Ukraina dan kerabat jauh dari ayahnya, Valeriy, yang baru saja berduka.

Andriy terbunuh pada awal konflik, tetapi keluarganya ingin memakamkannya di desa asalnya ketika mereka menemukan jasadnya di daerah yang telah diduduki Rusia sebelum mereka mundur pada akhir 2022.

Tepat ketika teman-teman dan kerabat setempat duduk untuk merayakan kehidupannya, rudal mendarat.

"Separuh desa hilang, keluarga hilang, setiap saat mereka meleset. Kali ini, mereka tepat," kata Kozyr, berdiri di samping istrinya sambil menangis.

"Sekarang saya harus mencoret setengah dari buku telepon saya," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler