Warga Irak Nyatakan Solidaritas Dukung Operasi Palestina Terhadap Israel

Mengakhiri pendudukan Israel di Palestina adalah satu-satunya jaminan perdamaian.

EPA-EFE/ATEF SAFADI
A resident douses burning vehicles in the Israeli city of Ashkelon following rocket launches from Gaza, 07 October 2023. Rocket barrages were launched from the Gaza Strip early Saturday in a surprise attack claimed by the Islamist movement Hamas.
Rep: Umar Mukhtar Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Puluhan orang berkumpul di jantung Kota Baghdad, ibu kota Irak, pada Sabtu (7/10/2023) malam untuk menyatakan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menunjukkan dukungan mereka terhadap Operation Al Aqsa Flood. Ini adalah operasi serangan militer mendadak terhadap tentara Israel.

Menurut koresponden Kantor Berita Shafaq, mereka yang sebagian besar pendukung faksi bersenjata Irak itu berkumpul di Lapangan Tahrir di pusat kota Baghdad untuk menegaskan kembali dukungan mereka terhadap faksi bersenjata Palestina. Faksi ini memprakarsai operasi militer dan mengecam kehadiran Israel.

"Koresponden kami mencatat bahwa mereka merayakan pencapaian operasi sejauh ini, yang telah mengakibatkan lebih dari 200 tentara Israel tewas dan ratusan lainnya terluka, selain ditangkapnya beberapa tentara dan perwira Israel," demikian laporan Shafaq, Ahad (8/10/2023).

Sebelumnya, gerakan Hamas Palestina mengumumkan peluncuran operasi militer bernama Operation Al Aqsa Flood atau Operasi Banjir Al Aqsa. Operasi ini melibatkan penembakan ribuan roket dari Jalur Gaza ke wilayah Israel disertai dengan penyusupan hampir 1.000 pejuang Palestina ke pemukiman Israel.

Sebagai tanggapan, Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, meminta kelompok bersenjata di Lebanon untuk bergabung dalam perang melawan Israel.

Di sisi lain, tentara Israel mendeklarasikan kesiapan perang menyusul peluncuran roket dan infiltrasi pejuang Palestina dari Jalur Gaza. Militer Israel menginstruksikan penduduk Gaza untuk tetap tinggal di rumah mereka karena ketegangan terus meningkat di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina menyatakan, mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina adalah satu-satunya jaminan terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan.

Kementerian tersebut menyatakan Palestina telah berulang kali memperingatkan bahwa jika konflik Israel-Palestina tidak diselesaikan dan rakyat Palestina tidak diberikan hak untuk menentukan nasib sendiri, maka akan ada konsekuensi yang serius, dikutip dari kantor berita Palestina, WAFA.

Pernyataan tersebut disampaikan atas respons kondisi saat ini ketika Israel sedang melancarkan serangan ke Jalur Gaza. Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan atas rentetan roket yang diluncurkan pasukan militan Palestina ke wilayah Israel pada Sabtu pagi waktu setempat.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler