Hamas Minta Dunia Arab dan Islam Serukan Dukungan untuk Gaza
Israel dan Hamas berulang kali mengalami konflik.
REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Kelompok perjuangan Hamas menyerukan 'mobilisasi' dunia Arab dan Islam untuk mendukung Gaza pada hari Jumat (13/10/2023) nanti. Momen itu disebut sebagai hari kepahlawanan dan pengorbanan.
Ribuan sasaran Hamas telah dihancurkan oleh bom udara Israel, yang tanpa henti menggempur Jalur Gaza. Serangan ini dilakukan setelah Hamas melancarkan serangan mendadak, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 900 warga Israel.
Kini, para pemimpin Hamas menyerukan kepada dunia Arab dan Islam untuk 'memobilisasi' dan menunjukkan dukungan mereka kepada Hamas dan rakyat Palestina, pada hari Jumat.
Dilansir di Daily Mail, Rabu (11/10/2023), mereka juga menyerukan kehadiran 'pemuda revolusioner' di seluruh Tepi Barat dan orang-orang di Yerusalem, untuk bentrok dengan tentara Israel yang disebut pengecut.
Seruan ini disampaikan setelah ribuan pendukung Palestina mendatangi kedutaan Israel di London. Mereka hadir sembari mengibarkan bendera, bernyanyi dan menyalakan suar.
Ratusan lainnya mengalami bentrokan dengan pendukung Israel di stasiun kereta bawah tanah London, ketika polisi berusaha keras menjaga perdamaian.
Video-video yang beredar di media sosial menunjukkan puluhan petugas polisi berusaha memisahkan para demonstran di stasiun Tube High Street Kensington di London barat. Ketika itu, lebih dari 1.000 aktivis pro-Palestina berkumpul di jalan-jalan di luar stasiun tersebut.
“Ini merupakan seruan bagi rakyat Palestina dan masyarakat Arab dan dunia Islam, serta masyarakat di dunia bebas. Kami mengumumkan mobilisasi umum pada hari Jumat untuk mendukung Yerusalem, Al-Aqsa dan Gaza yang sedang berjuang,” kata para pemimpin Hamas melalui Telegram.
Kepada dunia, mereka menyerukan untuk memobilisasi dukungan terhadap Hamas dan Palestina, sekaligus menggambarkannya sebagai hari untuk menunjukkan cinta dan dukungan kami terhadap Palestina dan Yerusalem.
Meskipun Israel mampu memusnahkan ribuan sasaran Hamas dengan serangan udara, potongan-potongan gambar mengerikan yang beredar di media sosial menunjukkan bagaimana roket dan bom juga menghancurkan blok pemukiman Palestina, menewaskan ratusan warga sipil.
Otoritas Israel juga memerintahkan 'pengepungan total' terhadap Gaza. Mereka memutus aliran listrik, bahan bakar dan makanan bagi 2,3 juta warga Palestina, yang sebagian besar sudah hidup dalam kemiskinan.
Perang yang telah berlangsung sejak Sabtu (7/10/2023) ini telah merenggut sedikitnya 1.600 nyawa. Israel harus menyaksikan baku tembak di jalan-jalan kotanya sendiri, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade dan lingkungan di Gaza menjadi puing-puing.
Sebagai tanggapan terhadap pemboman udara yang kejam di Gaza, Hamas akhirnya mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan mulai mengeksekusi tawanan sipil Israel.
“Setiap orang yang menargetkan warga kami tanpa peringatan akan dibalas dengan eksekusi salah satu sandera sipil,” kata perwakilan sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, dalam sebuah pernyataan.
"Kami telah memutuskan untuk mengakhiri hal ini dan sampai sekarang, kami menyatakan bahwa setiap penargetan warga kami di rumah mereka tanpa peringatan sebelumnya, akan berakibat pada eksekusi salah satu sandera warga sipil yang kami tahan,” ujar juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, dalam rekaman yang dirilis ke Al Jazeera.
Israel dan Hamas berkali-kali mengalami konflik dalam beberapa tahun terakhir, yang mana sering kali dipicu oleh ketegangan di sekitar situs suci Yerusalem. Namun kali ini, konteksnya menjadi lebih eksplosif.
Sumber: