Dubes Palestina Minta Khutbah Jumat Suarakan Perjuangan Rakyat Al-Quds
Khatib khutbah Jumat diimbau mengangkat tema tentang Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kondisi konflik yang terjadi di Palestina kini semakin memanas. Ratusan orang dilaporkan menjadi korban dari pertempuran yang tak kunjung berakhir ini.
Untuk mendukung mereka, Kedutaan Besar Palestina di Jakarta mengeluarkan imbauan kepada para ketua dan pengurus masjid di Indonesia. Surat ini berisi permintaan agar khutbah Jumat nanti menceritakan tentang mereka yang tengah berjuang.
"Dalam hal ini, kami berharap agar khutbah Jumat yang akan disampaikan, pada tanggal 13 Oktober 2023, di masjid-masjid di Indonesia, berbicara tentang Palestina, Baitul Maqdis, Masjid Al-aqsa yang diberkati," ujar Duta Besar Palestina HE. Zuhair S.M. AlShun, dalam surat yang diterima Republika, Jumat (13/10/2023).
Tidak hanya itu, mereka juga meminta agar dalam khutbah Jumat ini juga disinggung soal pendudukan Israel terhadap Palestina. Hal ini merupakan pelanggaran hak-hak yang sah, sebagaimana halnya dengan semua bangsa di seluruh dunia.
Di bagian atas surat tersebut, mereka mengutip bacaan Alquran, yaitu QS Al-Anfal ayat 72 yang berbunyi, "(Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kama wajib memberikan pertolongan."
Disampaikan pula dari Tanah Suci Palestina dan dari Masjid Al-Aqsa yang diberkati, terdapat semangat perjuangan, jihad, keberanian dan keteguhan dalam menghadapi penjajahan yang dipersenjatai dengan kematian, kolonialisme, keangkuhan dan agresi yang tidak meninggalkan batu atau pohon, di Yerusalem, Gaza, dan Tepi Barat.
Palestina juga mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Yang Mulia, atas dukungan terhadap Palestina, kudusnya, Al-Aqsa, penduduknya yang bertahan, serta perjuangan yang adil ini, yang merupakan perjuangan setiap umat Islam.
Di tengah serangan terus-menerus Israel terhadap rakyatnya yang telah mencapai tingkat genosida, mereka menghargai dukungan Yang Mulia kepada saudara-saudara di Baitul Maqdis dan sekitarnya.
Bombardir tak berperikemanusiaan yang dilancarkan Israel ke Gaza telah membunuh sedikitnya 500 anak-anak Palestina. Jumlah ini merupakan pembunuhan anak-anak Palestina paling banyak sepanjang sejarah penjajahan Israel.
Hingga Jumat (13/10/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mencatat sebanyak 1.537 warga meninggal akibat pengeboman Israel sejak Sabtu pekan lalu. Dari jumlah itu, 500 diantaranya adalah anak-anak dan 276 perempuan, serta 6.612 orang luka-luka.
Sementara itu, korban tewas Israel akibat Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan oleh sayap bersenjata kelompok Hamas Palestina, Brigade Al-Qassam, telah mencapai 1.300 orang. Sedangkan jumlah korban luka dilaporkan 3.300 orang, seperti dilansir Israel Public Broadcasting Korporasi (KAN). KAN juga mengatakan, 350 warga Israel yang terluka berada dalam kondisi kritis.