Bersimpati ke Warga Palestina, Tiga Pembawa Berita Stasiun Televisi AS Ini Dicopot

Tiga pembawa berita ini bekerja untuk stasiun penyiaran MSNBC.

AP Photo/Hassan Eslaiah
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Rabu, (11/10/2023)WIB.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Stasiun penyiaran Amerika Serikat (AS) MSNBC telah mencopot tiga pembawa berita Muslim dari jadwal siarannya. Tindakan ini dilakukan sejak serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu di tengah tuduhan bahwa jaringan tersebut terlalu bersimpati kepada warga Palestina.

Baca Juga


Menurut laporan dari Middle East Eye, MSNBC tidak menayangkan satu episode "The Mehdi Hasan Show" pada Kamis (12/10/2023). Stasiun itu pun membatalkan rencana Ayman Mohyeldin untuk mengisi acara lain. Mohyeldin merupakan seorang jurnalis Mesir-Amerika dan koresponden veteran NBC News meliput konflik dari Gaza selama dua tahun.

Stasiun penyiaran itu juga berencana untuk menghilangkan program akhir pekan ini untuk Ali Velshi. Velshi merupakan pembawa acara Muslim-Amerika yang direncanakan mewawancarai juru bicara Otoritas Palestina pada Ahad (15/10/2023).

MSNBC membantah gagasan bahwa para pembawa acara itu dikesampingkan. Saluran ini mengatakan, ketiganya terus muncul di program jaringan untuk memberikan analisis.

“Kami telah dan akan terus meliput serangan teroris biadab terhadap warga sipil yang tidak berdaya di Israel akhir pekan lalu dan perang tragis yang dipicunya secara menyeluruh dan dalam semua dimensinya,” kata Wakil Presiden Eksekutif Komunikasi NBCUniversal Stephen Labaton dalam sebuah pernyataan.

Laporan ini muncul setelah Direktur Anti-Defamation League yang pro-Israel Jonathan Greenblatt datang ke acara MSNBC pada awal pekan ini. Dia menuduh jaringan tersebut bersimpati kepada Hamas.

“Saya harus mengatakan, saya menyukai acara ini, dan saya menyukai jaringan ini, tetapi saya harus bertanya, siapa yang menulis naskahnya? Hamas?” ujar Greenblatt.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler