Usai Sholat Jumat, Umat Islam di Timur Tengah Gelar Aksi Dukung Palestina

Ribuan orang berdemonstrasi di Amman, Yordania.

AP Photo/Hassan Eslaiah
Warga Palestina berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza pada Rabu, (11/10/2023)WIB.
Rep: Imas Damayanti Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu umat Islam berdemonstrasi di seluruh Timur Tengah, usai sholat Jumat pekan ini. Hal itu dilakukan untuk mendukung Palestina dan menentang semakin intensifnya pengeboman Israel di Gaza.

Demonstrasi ini juga dilakukan guna mencegah adanya risiko konflik regional yang lebih luas ketika Israel bersiap menghadapi kemungkinan invasi darat.

Dari jalan-jalan yang biasanya sepi di pusat kota Amman di Yordania, hingga ibu kota Yaman yang dilanda perang, Sanaa, kerumunan jamaah Muslim turun ke jalan setelah sholat Jumat. Mereka marah atas serangan udara Israel yang menghancurkan di Gaza yang dimulai setelah kelompok militan Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni serangan mendadak terhadap Israel (Badai Al Aqsa), Sabtu lalu.

Di Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, polisi Israel hanya mengizinkan pria, wanita, dan anak-anak tertentu yang lanjut usia untuk memasuki kompleks di puncak bukit untuk sholat, dalam upaya membatasi potensi kekerasan. Hanya 5.000 jamaah yang berhasil masuk ke situs tersebut berdasarkan pernyataan lembaga swadaya masyarakat yang mengelola masjid tersebut.

Pada Jumat biasa, sekitar 50 ribu orang melaksanakan sholat. Reporter Associated Press menyaksikan polisi hanya mengizinkan seorang gadis remaja Palestina dan ibunya masuk ke dalam kompleks tersebut dari 20 jamaah yang mencoba masuk, beberapa di antaranya bahkan berusia di atas 50 tahun.

Para pemuda Palestina yang ditolak masuk berkumpul di tangga dekat Gerbang Singa, dengan mata tertunduk, sampai polisi meneriaki mereka dan menggiring mereka keluar dari benteng Kota Tua.

“Kami tidak bisa hidup, kami tidak bisa bernapas, mereka membunuh segala sesuatu yang baik dalam diri kami. Segala sesuatu yang dilarang bagi kami diperbolehkan bagi mereka," kata seorang petugas kebersihan berusia 57 tahun, dengan wajah merah dan marah setelah polisi menghalangi dia masuk untuk sholat, Ahmad Barbour.

Masjid tersebut terletak di kompleks puncak bukit yang disucikan bagi orang Yahudi dan Muslim, dan klaim yang saling bertentangan mengenai masjid tersebut telah meluas menjadi kekerasan sebelumnya. Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga dalam Islam dan berdiri di tempat yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, yang merupakan situs tersuci dalam Yudaisme.

Selanjutnya...

Baca Juga


Ratusan jamaah muda Palestina yang telah ditolak dari Kota Tua melemparkan sajadah kecil di jalan di lingkungan Wadi Joz di Yerusalem timur dan berdoa di tempat terbuka. Ketika beberapa pria mulai berteriak, polisi Israel menyerang kerumunan dengan tongkat dan menembakkan gas air mata ke arah jamaah, melukai sedikitnya enam orang, berdasarkan pernyataan Bulan Sabit Merah Palestina.

Ribuan orang berdemonstrasi di Amman, Yordania, beberapa diantaranya berteriak, “Kami akan pergi ke Yerusalem sebagai jutaan martir!” “Apa yang mereka inginkan dari Palestina? Apakah mereka mengharapkan mereka untuk pergi?” tanya pengunjuk rasa Omar Abu-Sundos.

“Untuk apa sisa Palestina yang harus ditinggalkan? Mereka tidak akan pergi," teriak mereka.

Di Beirut, ribuan pendukung kelompok militan Hizbullah Lebanon mengibarkan bendera Lebanon, Palestina, dan Hizbullah, meneriakkan slogan-slogan yang mendukung Gaza dan menyerukan “kematian bagi Israel.”

Kelompok militan yang didukung Iran di negara tetangga Lebanon telah melancarkan serangan sporadis sejak serangan Hamas, namun sebagian besar tidak ikut serta dalam perang. Namun, wakil sekretaris jenderal Hizbullah memperingatkan bahwa mereka akan “waspada” terhadap kapal angkatan laut Amerika Serikat dan Inggris yang menuju ke Laut Mediterania.

Para pejabat AS, termasuk Presiden Joe Biden berulang kali memperingatkan Iran dan milisi regional yang didukung Teheran untuk menghindari konflik antara Israel dan Hamas. “Kapal perang Anda tidak menarik perhatian kami, dan pernyataan Anda juga tidak membuat kami takut,” kata Naim Kassim pada rapat umum di pinggiran selatan Beirut.

Di Baghdad, puluhan ribu pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan Tahrir yakni pusat protes di ibu kota Irak,  untuk melakukan demonstrasi yang diserukan oleh ulama Syiah dan pemimpin politik berpengaruh, Muqtada al-Sadr.

“Kami, sebagai warga Irak, tahu betapa sedihnya menghadapi penjajah di tanah kami,” kata pengunjuk rasa Alaa al-Arabyia, mengacu pada pendudukan AS di Irak setelah invasi tahun 2003 untuk menggulingkan Saddam Hussein.

Selanjutnya...

"Perempuan Palestina mempunyai suami, orang-orang terkasih, dan anak laki-laki yang melawan penjajahan. Kami mendukung mereka dalam perjuangan mereka," seru dia.  

Di seluruh Iran, yang merupakan pendukung Hamas dan musuh bebuyutan regional Israel, para demonstran juga turun ke jalan setelah sholat. Di Teheran, mereka membakar bendera Israel dan Amerika, sambil meneriakkan, “Matilah Israel”, “Matilah Amerika”, “Israel akan hancur”, dan “Palestina akan menjadi penakluk", “Rakyat Palestina sudah muak, sekarang ide Anda adalah menghancurkan Gaza, rumah-rumah rakyat,” kata Presiden garis keras Iran Ebrahim Raisi dalam pidatonya di provinsi Fars di selatan negara itu.

Di ibu kota Suriah, Damaskus, para pengunjuk rasa termasuk warga Palestina dari kamp pengungsi Yarmouk yang dibentuk setelah perang tahun 1948 seputar pendirian negara Israel juga melakukan unjuk rasa.

“Saya memberitahu masyarakat untuk tidak meninggalkan rumah mereka, jika tidak mereka akan menjadi seperti kakek nenek kami yang meninggalkan Palestina dan datang ke Suriah tetapi tidak pernah kembali,” kata Ahmad Saeed, seorang warga Palestina berusia 23 tahun yang tinggal di Suriah, mengacu pada perang tahun 1948.

Di Sanaa Yaman, yang dikuasai oleh pemberontak Houthi dukungan Iran dan masih berperang dengan koalisi pimpinan Saudi, para demonstran memadati jalan sambil mengibarkan bendera Yaman dan Palestina. Slogan para pemberontak sejak lama adalah: “Tuhan Maha Besar; kematian bagi Amerika; Kematian bagi Israel; kutukan orang Yahudi; kemenangan bagi Islam.”

“Kami siap berpartisipasi aktif dan mengirimkan ratusan ribu mujahidin….untuk membela Palestina, rakyat Palestina dan tempat-tempat suci,” kata pemerintah Houthi dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Setelah sholat Jumat, para demonstran Mesir mengepung Masjid Al-Azhar yang bersejarah di pusat kota Kairo, lembaga keagamaan Muslim Sunni terkemuka di dunia, meneriakkan bahwa Israel tetap menjadi musuh mereka “dari generasi ke generasi.” Mereka mengulangi slogan tradisional nasionalis, “Kami memberikan jiwa dan darah kami untuk Al-Aqsa.”

Di ibu kota Pakistan, Islamabad, beberapa jamaah menginjak-injak bendera Amerika dan Israel. “Media internasional dan pengadilan internasional menutup mata terhadap ketidakadilan yang terjadi di Palestina. Tapi mereka hanya memperhatikan tindakan yang diambil warga Palestina untuk membela diri,” kata Faheem Ahmed, seorang jamaah di Karachi.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler