Bank Digital Vs Bank Tradisional: Pertarungan Suku Bunga di Dunia Perbankan

Dalam era perkembangan teknologi dan dampak pandemi COVID-19, sektor perbankan mengalami transformasi signifikan. Bank digital, seperti Jenius, Bank Jago, dan lainnya, bersaing dengan bank tradisional dalam hal suku bunga.

retizen /Ezha Lintang Erdiningrum
.
Rep: Ezha Lintang Erdiningrum Red: Retizen
Sumber: https://finansial.bisnis.com/read/20230712/90/1674126/rapor-kinerja-10-bank-digital-jelang-paruh-pertama-2023-ada-yang-masih-rugi

Pada era perkembangan teknologi saat ini, banyak sektor dalam perekonomian mengalami transformasi yang signifikan. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang terkena dampak dari adanya perkembangan teknologi. Layanan yang diberikan oleh bank saat ini sudah memasuki era layanan perbankan digital. Penyediaan layanan perbankan digital ini diharapkan dapat memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan serta mempermudah inklusi keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat akan menyebabkan terbentukanya ekosistem baru yang bersifat digital. Transformasi bank menjadi fully digital bank akan menjadi model bisnis baru yang lebih efisien dan efektif dalam menjangkau berbagai lapisan Masyarakat.


Adanya pandemic covid-19 juga telah mendorong percepatan transformasi pada industry perbankan. Bank dipaksa untuk melakukan akselerasi transformasi digital, bekerja lebih efektif, lebih efisien, melakukan inovasi baru, dan lebih produktif agar memenuhi ekspektasi dan kebutuhan nasabah di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Banyak bank digital yang mulai muncul dan beroperasi di Indonesia, diantaranya adalah Jenius, Bank Jago, Blu, Digibank, TMRW, Neo Bank, Wokee, Seabank, dan Motion (IDX, 2023). Dengan adanya bank digital menghadirkan persaingan sengit dengan bank tradisional yang sudah lama ada. Salah satu aspek kunci dari persaingan ini yakni tingkat suku bunga yang ditawarkan.

Tingkat Suku Bunga Bank Digital

Bank digital muncul sebagai pesaing kuat bagi bank tradisional dalam hal kecepatan dan efisiensi. Salah satu keunggulan bank digital yakni kemampuan bank dalam menawarkan tingkat suku bunga yang kompetitif. Bank digital pada umumnya memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank tradisional untuk menarik perhatian nasabah. Faktor apa saja yang menjadikan tingkat suku bunga yang ditawarkan bank digital lebih tinggi? (Aditya et al, 2023) menjelaskan bahwa adanya keunggulan dari digitalisasi dalam bank digital mampu menciptakan efisiensi sehingga biaya operasional yang ditanggung oleh bank digital menjadi lebih rendah. Bank digital dapat menghemat dana yang cukup besar dan mendapatkan profit yang tinggi. Berikut adalah beberapa suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank digital menurut (CNBC Indonesia, 2023):

1. Bank Raya – (4,50%)

2. Jenius – (5,00%)

3. Blu – (4,00%)

4. Allobank – (6,00%)

5. Neobank – (8,00%)

6. Bank Jago – (5,00%)

7. SeaBank – (7,00%)

Dari data di atas, rata-rata suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank digital berkisar. 5,6%. Sementara untuk suku bunga dasar kredit ritel yang diberikan oleh bank digital masih sangat tinggi dengan rata-rata 11,3%. Menurut (Kompas, 2022) hal tersebut dikarenakan biaya dana yang masih relative tinggi, biaya membangun digitalisasi yang dinilai tidak murah, biaya yang dikeluarkan oleh bank untuk promosi melonjak tinggi serta risiko kredit yang tinggi. Berikut adalah beberapa suku bunga kredit ritel yang ditawarkan oleh bank digital menurut (SBDK, 2023);

1. Bank Raya – (11,5%)

2. Blu – (10,68%)

3. Neobank – (11,88%)

4. Bank Jago – (11,52%)

5. SeaBank - (11,03%)

Tingkat Suku Bunga Bank Tradisional

Sementara bank digital menawarkan suku bunga yang menarik, bank tradisional masih memiliki pangsa pasar yang signifikan. Bank tradisionaal lebih menonjolkan kepercayaan dan hubungan pribadi dengan nasabah sebagai salah satu nilai tambah mereka. Berikut adalah beberapa contoh suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank tradisional:

1. Bank Mandiri – (2,50%)

2. Bank OCBC NISP – (2,25%)

3. Bank BCA – (2,00%)

4. Bank BNI - (3,00%)

5. Bank BRI - (3,00%)

6. Bank CIMB Niaga – (4,00%)

Dari data di atas, rata-rata suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank tradisional berkisar. 2,7%. Sementara untuk suku bunga dasar kredit ritel yang diberikan oleh bank digital masih sangat tinggi dengan rata-rata 8,4%.

1. Bank Mandiri – (8,3%)

2. Bank OCBC NISP – (8,75%)

3. Bank BCA – (8,1%)

4. Bank BNI - (8,3%)

5. Bank BRI - (8,25%)

6. Bank CIMB Niaga – (8,75%)

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bank digital cenderung menawarkan suku bunga lebih tinggi dibandingkan dengan bank tradisional. Dalam hal ini, nasabah merupakan pihak yang paling diuntungkan dari adanya persaingan suku bunga bank digital dengan bank tradisional. Nasabah dapat memilih bank yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi. Sebagai nasabah, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti biaya administrasi bulanan, biaya transfer, dan kualitas layanan, sebelum memutuskan untuk membuka rekening di bank digital atau bank tradisional.

sumber : https://retizen.id/posts/241016/bank-digital-vs-bank-tradisional-pertarungan-suku-bunga-di-dunia-perbankan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler