Konvoi Bantuan Kedua Capai Gaza Saat Israel Serang Tepi Barat
Tank dan tentara Israel di perbatasan Gaza menunggu perintah untuk menyeberang.
REPUBLIKA.CO.ID, RAFAH -- Konvoi bantuan kedua bagi warga sipil Palestina yang putus asa mencapai Gaza pada Ahad (22/10/2023). Pada saat yang sama, Israel memperluas serangannya hingga mencakup sasaran di Suriah dan Tepi Barat yang diduduki.
Perdana Menteri Israel memperingatkan kelompok militan Hizbullah Lebanon, bahwa jika mereka melancarkan perangnya sendiri, mereka akan melakukan hal yang sama. "Kami akan melumpuhkan mereka dengan kekuatan yang bahkan tidak dapat dibayangkan," kata mereka, Senin (23/10/2023).
Selama berhari-hari, Israel melancarkan serangan di Gaza menyusul aksi yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, yang menyerang sejumlah komunitas Israel. Tank dan tentara dilaporkan telah berkumpul di perbatasan Gaza menunggu perintah untuk menyeberang.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan negaranya telah meningkatkan serangan udara di Gaza. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai sasaran, serta mengurangi risiko bagi pasukan pada tahap perang berikutnya.
Kekhawatiran akan meluasnya perang semakin meningkat ketika pesawat-pesawat tempur Israel menyerang sejumlah titik di Gaza, dua bandara di Suriah dan sebuah masjid di Tepi Barat yang diduduki yang diduga digunakan oleh para militan.
Israel juga telah saling baku tembak dengan militan Hizbullah sejak perang dimulai. Ketegangan meningkat terjadi di Tepi Barat, tempat pasukan Israel memerangi militan di kamp-kamp pengungsi dan melakukan dua serangan udara dalam beberapa hari terakhir.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada pasukan di Israel utara, bahwa jika Hizbullah melancarkan perang, mereka akan membuat kesalahan besar. "Kami akan melumpuhkannya dengan kekuatan yang bahkan tidak dapat dibayangkan, serta konsekuensinya terhadap negara tersebut dan negara Lebanon akan sangat menghancurkan," ujar dia.
Kelompok pejuang Hamas...
Kelompok pejuang Hamas mengatakan bertempur dengan pasukan Israel di dekat Khan Younis di Gaza selatan. Mereka berhasil menghancurkan sebuah tank dan dua buldoser.
Hagari lantas mengumumkan seorang tentara tewas dan tiga lainnya terluka, oleh rudal anti-tank dalam serangan di Gaza, pada Ahad (22/10/2023) malam. Ini merupakan bagian dari upaya menyelamatkan lebih dari 200 sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober.
Pada Sabtu (21/10/2023), 20 truk dilaporkan memasuki Gaza. Ini merupakan pengiriman bantuan pertama ke wilayah tersebut, sejak Israel melakukan pengepungan total dua minggu lalu.
Pihak berwenang Israel mengatakan mereka mengizinkan bantuan gelombang kedua masuk ke Gaza atas permintaan Amerika Serikat. Badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina, COGAT, mengatakan bantuan tersebut termasuk air, makanan dan pasokan medis, yang mana semuanya diperiksa oleh Israel sebelum dibawa ke Gaza.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina membenarkan kedatangan 14 truk tersebut. Meski demikian, Israel tidak mengizinkan bahan bakar apa pun masuk ke wilayah tersebut.
Sebagai tanda betapa gentingnya setiap pergerakan bantuan, militer Mesir mengatakan penembakan Israel menghantam menara pengawas di sisi perbatasan Mesir. Hal ini bahkan menyebabkan luka ringan.
Militer Israel telah meminta maaf. Mereka mengatakan sebuah tank secara tidak sengaja menembak dan mengenai sebuah pos di Mesir, sementara insiden tersebut sedang diselidiki.
Di sisi lain, para pekerja bantuan...
Di sisi lain, para pekerja bantuan mengatakan bantuan yang jauh lebih besar diperlukan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza. Separuh dari 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut telah meninggalkan rumah mereka.
Badan kemanusiaan PBB mengatakan konvoi Sabtu membawa sekitar 4 persen dari rata-rata impor harian sebelum perang. Apa yang dibawa dalam konvoi itu merupakan sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan setelah 13 hari pengepungan total.
Untuk menjawab kebutuhan, Militer Israel mengklaim situasi kemanusiaan di lokasi terkendali, bahkan ketika PBB meminta 100 truk setiap hari untuk masuk. Dalam sebuah panggilan telepon Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden menegaskan sekarang akan ada aliran bantuan penting yang berkelanjutan ke Gaza. Informasi ini disampaikan Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Untuk diketahui, rumah sakit yang dipenuhi pasien dan pengungsi kehabisan pasokan medis dan bahan bakar untuk generator. Kondisi ini memaksa dokter melakukan operasi menggunakan jarum jahit, menggunakan cuka sebagai desinfektan, bahkan beroperasi tanpa anestesi.
WHO mengatakan...
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan setidaknya 130 bayi prematur berada dalam risiko besar karena kekurangan bahan bakar generator. Dikatakan tujuh rumah sakit di Gaza utara terpaksa ditutup, karena kerusakan akibat serangan, kurangnya listrik dan pasokan, atau perintah evakuasi Israel.
"Kekurangan pasokan penting, termasuk ventilator, memaksa dokter untuk menjatah pengobatan. Ini memilukan," kata dokter yang bekerja di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Dr. Mohammed Qandeel.
Puluhan pasien terus berdatangan dan dirawat di koridor yang padat dan gelap. Kondisi tersebut terjadi karena rumah sakit menghemat listrik untuk unit perawatan intensif.
Warga Palestina yang berlindung di sekolah-sekolah dan tenda-tenda yang dikelola PBB juga kehabisan makanan dan minum air kotor. Kurangnya bahan bakar telah melumpuhkan sistem air dan sanitasi. Serangan udara besar-besaran dilaporkan terjadi di seluruh Gaza, termasuk di bagian selatan jalur pantai, tempat Israel meminta warga sipil untuk mencari perlindungan.
Di rumah sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, sebelah selatan jalur evakuasi, beberapa jenazah yang dibungkus kain kafan putih berjejer di luar. Seorang pejabat rumah sakit, ll bernama Khalil al-Degran, mengatakan lebih dari 90 jenazah telah dibawa masuk sejak Ahad pagi, ketika suara bom bergema di belakangnya. Sebanyak 180 orang yang terluka telah tiba, sebagian besar anak-anak, perempuan dan orang tua yang mengungsi dari daerah lain.