Menteri BUMN Perkuat BUMN Sektor Kesehatan dan Ultramikro
Wisata medis ini diproyeksikan membuka peluang senilai Rp 97 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus memperkuat perusahaan sektor kesehatan di Tanah Air serta BUMN pendukung sektor usaha mikro hingga kecil.
Menurut Erick, salah satu upayanya adalah dengan membentuk Holding BUMN kesehatan yang terdiri atas Biofarma, Indofarma, dan Kimia Farma. BUMN di sektor kesehatan ini, memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional.
"Saya sudah targetkan untuk lima tahun ke depan, industri kesehatan BUMN bisa ambil ceruk pasar 15 persen-20 persen," ujar Erick melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Erick optimistis targetnya mampu terealisasi lantaran BUMN tersebut memiliki sumber daya yang lengkap dalam sektor kesehatan, baik dari aspek logistik, klinik, obat, hingga vitamin. Lebih lanjut, penguatan BUMN sektor farmasi juga menjadi bentuk kesigapan pemerintah dalam mengantisipasi terjadinya pandemi di masa yang akan datang.
Kementerian BUMN telah berhasil memadukan kesehatan dan pariwisata dalam proyek di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Indonesia yang terletak di kawasan Sanur, Bali.
Menteri BUMN memadukan BUMN Farmasi dan BUMN Pariwisata untuk mengembangkan kawasan, dengan mendirikan Bali International Hospital yang bekerjasama dengan Mayo Clinic sebagai rumah sakit terbaik di Amerika Serikat dan terpercaya di industri kesehatan dunia. Wisata medis ini diproyeksikan membuka peluang senilai Rp 97 triliun.
"Yang menarik, dokter diaspora banyak yang akan pulang kampung, saat ini ada 10 yang sudah mendaftar. Kalau dokter bisa kembali ke Indonesia, kita sudah siapkan industrinya, ada spesialis kecantikan, rambut, jantung, kanker, dan kulit, ini bagus untuk ekonomi Bali," kata Erick.
Sementara itu, Kementerian BUMN juga membentuk Holding Ultramikro pada kuartal III tahun 2021 dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Menurutnya, holding ini berfokus pada peningkatan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah bagi pelaku usaha mikro di Indonesia.
"Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini," katanya.
Beberapa program andalan dalam Holding Ultramikro ini adalah PNM Mekaar dan ULaMM yang dimiliki oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada Mei 2023, tercatat telah menjaring 14,5 juta nasabah aktif dengan total aset mencapai Rp 51,6 triliun. Total penyaluran sebesar Rp 24,1 triliun dan baki debet mencapai Rp 45,1 triliun.
Saat ini, PNM berupaya untuk lebih banyak menjangkau pelayanan terhadap usaha mikro dan kecil dengan 4.213 kantor layanan PNM Mekaar dan 642 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia. Upaya pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga didorong melalui pemanfaatan Pasar Digital (PaDi) UMKM yang hingga saat ini sudah menembus angka 40 ribu UMKM.
UMKM yang tergabung dalam Pasar Digital UMKM tersebut terus didukung untuk mengembangkan potensi bisnisnya, salah satunya dengan penyaluran bantuan hingga Rp 24,4 triliun yang disalurkan dari 92 perusahaan serta anak perusahaan BUMN.
Distribusi KUR Himbara juga dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada 2019, penyaluran KUR Himbara sebesar Rp 130,7 triliun, meningkat hingga angka Rp 188,1 triliun pada 2020, kemudian mencapai Rp 260,3 triliun pada tahun 2021 dan menembus angka Rp 355 triliun pada 2022.