13 Bom di Jakarta Diyakini Jadi Film Action Indonesia Terbesar Tahun Ini
Film 13 Bom di Jakarta menyuguhkan genre aksi-spionase.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi Visinema Pictures telah menyelesaikan proses produksi film 13 Bom di Jakarta yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film terbaru Angga ini akan menyuguhkan deretan aksi dan laga spektakuler lewat genre aksi-spionase.
Selain menyuguhkan cerita yang kuat dan menegangkan, 13 Bom di Jakarta dibintangi oleh sejumlah aktor ternama, di antaranya Rio Dewanto, Chicco Kurniawan, Lutesha, Ardhito Pramono, Putri Ayudya, dan Ganindra Bimo. Lewat film ini, Angga yakin akan menjadi film action Indonesia terbesar tahun ini.
“Skala produksi film ini sangat besar, punya banyak ledakan, action, tembak-tembakan, car chase yang akan sangat seru disaksikan di layar bioskop. Visinema selalu berusaha menjadi game changer di industri film dan menghadirkan hal baru untuk penonton Indonesia di setiap produksi kami,” kata sutradara 13 Bom di Jakarta sekaligus Founder & CEO Visinema, Angga Dwimas Sasongko saat konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).
Aktor Rio Dewanto lagi-lagi merasa tertarik sekaligus tertantang saat bermain film garapan Angga. Bukan peran biasa, kali ini Rio dipercaya memerankan sosok teroris bernama Arok.
Karena berbeda dari proyek sebelumnya, Rio mengaku sangat bersemangat. Karakter yang dia perankan sangat kompleks dan tidak hitam-putih seperti kebanyakan penjahat film action.
“Baru di film ini saya jadi punya pengalaman pegang senjata beneran, seperti shotgun dan bazooka," kata dia.
Proses syuting film 13 Bom di Jakarta berlangsung selama 41 hari, berlokasi di kawasan Jakarta hingga Klaten, Jawa Tengah. Film 13 Bom di Jakarta dijadwalkan tayang pada 2023.
Film 13 Bom di Jakarta mengangkat kisah tentang sekumpulan teroris yang melancarkan serangannya dengan ancaman 13 bom yang disebar di seantero Jakarta. Penelusuran Badan Intelijen dan agen rahasia atas teror tersebut mengarah pada Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono), dua orang pengusaha muda di bidang mata uang digital yang dianggap terlibat.
Misi tim agen rahasia pun menjadi rumit ketika mereka mencurigai adanya penyusup dalam tim. Di sisi lain, pemimpin kelompok teroris, Arok (Rio Dewanto) tak henti menebar teror dengan meledakkan bom setiap 8 jam. Satu-satunya cara menghentikan serangan teror tersebut adalah menyerahkan imbalan bernilai fantastis atau keselamatan seluruh warga Jakarta terancam.