BUMN dan Pemkab Kompak Akselerasi Pembangunan Berkelanjutan
Program TJSL BUMN di berbagai daerah merupakan upaya meningkatkan nilai sosial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir mendukung program Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) for Regencies 2023 yang dilakukan PT Surveyor Indonesia (PTSI). Koordinator Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN Fahrudin mengatakan I-SIM selaras dengan komitmen Erick dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
"Pak Menteri BUMN Erick Thohir selalu mengingatkan kita, BUMN hadir bukan hanya meningkatkan nilai ekonomi BUMN itu sendiri, tapi juga meningkatkan nilai sosial," ujar Fahrudin saat menghadiri program penjurian Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) for Regencies 2023 di Graha Surveyor Indonesia, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Fahrudin menyampaikan program TJSL BUMN di berbagai daerah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan nilai sosial. Fahrudin menyebut I-SIM 2023 juga dapat menjadi database bagi Kementerian BUMN dalam meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah (pemda).
I-SIM For Regencies merupakan program unggulan PTSI sebagai inisiatif membangun jembatan antara pemangku kepentingan dengan pemda. Direktur Utama PTSI M Haris Witjaksono mengatakan I-SIM For Regencies merupakan gerakan inisiatif untuk mendukung keberlanjutan multi pemangku kepentingan dalam mengelola aspek pembangunan berkelanjutan, lingkungan, sosial dan tata kelola, termasuk akselerasi pencapaian SDGs di tingkat kabupaten.
"Melalui program ini, pemerintah kabupaten (pemkab) dapat mengungkapkan data dan mengukur capaian dalam akselerasi performa capaian tersebut," ucap Haris.
Haris menyampaikan tujuan pembangunan berkelanjutan merupakan tanggung jawab semua pihak. PTSI, ucap Haris, bertekad memberikan inspirasi dan kontribusi positif kepada perusahaan, masyarakat, dan negara.
"SDGs harus menjadi gerakan bersama. Dengan semangat inklusivitas, I-SIM For Regencies menciptakan keterlibatan pentahelix multi-stakeholders, seperti pemerintahan, akademisi, komunitas, bisnis, filantropi dan media," lanjut Haris.
Haris menyampaikan terdapat sepuluh kabupaten dari 103 kabupaten yang lolos mengikuti penjurian I-SIM for Regencies yakni Pemerintah Kabupaten Bandung, Bogor, Bantul, Gowa, Karo, Magelang, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Temanggung, dan Sinjai. Penjurian I-SIM For Regencies akan menjadi bagian dari SDGs Action Awards (SDGs Award) kategori pemda dalam acara SDGs Annual Conference pada 5-7 November 2023 di Yogyakarta oleh Kementerian PPN/Bappenas.
"Ini proses pembelajaran antarpemkab dan bisa menginspirasi daerah lain sehingga menjadi percepatan tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Haris.
Direktur Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Sarman Simanjorang mengatakan Apkasi terus mendorong kesadaran Pemkab dalam meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan. Sarman bersyukur tingkat partisipasi I-SIM mengalami peningkatan, yang mana lebih dari 100 Pemkab ikut serta dalam program tersebut.
"Apkasi terus mendorong Pemkab harus punya program pembangunan yang berkelanjutan, apakah itu pengolahan sampah, pangan, atau lingkungan," ujar Sarman.
Sarman menilai program ini dapat membuka peluang bagi Pemkab untuk meningkatkan akselerasi program pembangunan berkelanjutan. Sarman mengatakan banyak daerah yang belum bisa fokus terkait hal ini lantaran dampak pandemi yang membuat alokasi anggaran berfokus pada sektor kesehatan dan pemulihan ekonomi.
"Dengan acara ini bisa menjadi referensi mendapat tambahan anggaran dari pusat atau kerja sama dengan CSR maupun TJSL BUMN," ucap Sarman.
Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Herman Suparman mengatakan pembangunan berkelanjutan merupakan fokus pemerintah yang tertuang dalam RPJMN Indonesia 2025-2045. Herman menilai ajang ini dapat menjadi inspirasi bagi inovasi daerah dalam melakukan program pembangunan yang berkelanjutan.
"Program I-SIM merupakan kontribusi dari PTSI dan KPPOD untuk melihat praktik inovasi daerah yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Ini bukan kompetisi antardaerah, tetapi bagian dari proses pembelajaran bersama untuk meletakan fondasi sepuluh tahun ke depan," kata Herman.