Dirut BSI: Ekonomi Syariah Makin Dikenal Masyarakat

Pertumbuhan ekonomi syariah berdampak positif bagi kinerja BSI

Dok Republika
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah), didampingi Direktur Risk Management Grandis Helmi Harumansyah, Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho, Wakil Direktur Utama Bob T. Ananta, Direktur Teknologi Informasi Saladin D.Effendi (dari kiri) berbincang sebelum memberikan paparan kinerja BSI kuartal III/2023 di Jakarta, Selasa (31/10/2023). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga kinerja yang solid hingga kuartal III/2023 dan mencetak laba yakni Rp 4,20 Triliun atau tumbuh 31,04 persen.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) membukukan kinerja impresif sepanjang kuartal III/2023 dengan perolehan laba bersih mencapai Rp 4,2 triliun atau tumbuh 31,04 persen secara year on year (yoy). Sebelumnya, pada kuartal III//2022 laba bersih BSI sebanyak Rp 3,21 triliun.


Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI sudah mampu membuktikan diri sebagai bank syariah yang memberikan kontribusi nilai ekonomi ya gsangat baik, disamping penciptaan nilai social yang terus dilakukan untuk kemaslahatan ummat. 

“Secara perlahan dan pasti, ekonomi syariah makin dikenal masyarakat yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada bisnis BSI. Ditambah lagi, literasi keuangan dan perbankan syariah yang terus kami jalankan kepada para stakeholders untuk menjaga fokus bisnis secara berkelanjutan,” ujarnya, Selasa (31/10/2023).

Kondisi makro ekonomi dan situasi global yang tidak menentu saat ini menjadi tantangan tersendiri, termasuk bagi perbankan syariah, untuk tetap bertumbuh secara stabil dan berkelanjutan. Namun demikian, lanjutnya, sektor keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, memiliki ciri khas dan keunikan produk yang relatif tahan terhadap goncangan ekonomi.

Salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni pertumbuhan volume pembiayaan yang mampu mendorong pendapatan margin bagi hasil tumbuh 15,74 perzen YoY. Selain itu komposisi DPK (dana pihak ketiga) didominasi oleh dana murah. Hingga September 2023, penghimpunan DPK mencapai Rp262 triliun. Dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp115 triliun dan giro Rp42 triliun. BSI juga terus mendorong pertumbuhan dana murah. Terutama tabungan nisnis yang menjadi salah satu engine dengan pertumbuhan 134,41 persen dan memiliki tren meningkat.

Saat ini, BSI juga masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.100 outlet dan lebih dari 2.500 jaringan ATM yang tersebar di seluruh Nusantara. 

Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler