Di Perbatasan Malaysia, Ribuan Warga Siding Kalbar Kini Nikmati Listrik PLN 24 Jam
Listrik non-stop ini hadir di wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia.
REPUBLIKA.CO.ID, BENGKAYANG -- Dalam suasana Hari Listrik Nasional (HLN) ke-78, PT PLN (Persero) menghadirkan listrik andal selama 24 jam kepada ribuan warga Desa Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Listrik non-stop ini hadir di wilayah yang berbatasan dengan negara Malaysia, setelah beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 17 kilowatt peak (kWp) pada Jumat (27/10/2023).
Kehadiran listrik langsung disambut suka cita warga Desa Siding yang kini bisa beraktivitas dengan leluasa pada siang maupun malam hari. Salah satu warga, Marinus (43) mengatakan, sebelum beroperasinya PLTS, warga hanya bisa menikmati layanan listrik pada malam hari.
"Dulu kami sering merasa minder kalau ada keluarga dari Malaysia datang ke rumah karena listrik hanya menyala saat malam hari. Kini kami merasa bangga, dan bersyukur karena listrik di rumah menyala baik siang maupun malam hari. Terima kasih PLN," kata Marinus.
Hal sama disampaikan Kepala Desa Siding, Mingun Riadi tentang kehadiran listrik 24 jam yang sudah lama diimpikan oleh masyarakat di desanya. Mingun mengatakan, meningkatnya sistem layanan kelistrikan dari 12 jam menjadi 24 jam dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah perbatasan.
"Sebelum ada listrik 24 jam, kami masih harus membeli BBM untuk menghidupkan mesin genset pada siang hari, biayanya cukup besar dan memberatkan bagi warga Desa Siding yang rata-rata berprofesi sebagai petani. Kini, hadirnya listrik non-stop di desa membuat kami tidak harus membeli BBM untuk menghidupkan mesin genset pada siang hari lagi," ujar Mingun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan komitmen PLN untuk menghadirkan listrik bagi seluruh masyarakat hingga pelosok tanah air. Untuk itu, PLN terus mengakselerasi program listrik desa agar seluruh wilayah termasuk yang berada di kawasan 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) di Indonesia dapat menikmati listrik. Langkah ini juga bentuk komitmen PLN untuk mencapai Rasio Elektrifikasi 100 persen pada tahun 2025.
“Ini merupakan bentuk upaya dukungan PLN terhadap program pemerintah mengejar target rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik di Indonesia, di mana semua masyarakat dapat merasakan dan mengakses listrik sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ungkap Darmawan.
General Manager Unit Induk Distribusi Kalbar Wahyu Jatmiko juga mengungkapkan, hadirnya PLTS berkapasitas 17 kWp di Kalbar ini bentuk keseriusan PLN dalam mewujudkan energi berkeadilan. Salah satunya, dengan memberikan layanan listrik pada masyarakat di daerah perbatasan yang belum mendapatkan akses listrik 24 jam.
"Ini menjadi kado terindah di Hari Listrik Nasional yang kami persembahkan kepada warga Desa Siding, sekaligus mewujudkan impian mereka untuk dapat menikmati layanan listrik PLN selama 24 jam non-stop," kata Jatmiko.
Jatmiko juga menuturkan, berbagai upaya telah dilakukan PLN untuk meningkatkan keandalan PLTS dalam beberapa tahun terakhir, sehingga kini PLN mampu melayani kebutuhan listrik masyarakat di perbatasan dengan baik.
"Dengan beroperasinya PLTS ini, penggunaan dari mesin genset mobile yang selama ini beroperasi akan dihentikan. Dengan demikian PLN dapat menghemat biaya operasional dan menambah pasokan listrik sebesar kurang lebih 123 ribu kilowatt hour per bulan," tutur Jatmiko.