Warga Israel Marah, Geruduk Kediaman Netanyahu

Lebih dari tiga perempat warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri.

AP Photo/Abir Sultan
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a press conference with Defense Minister Yoav Gallant and Cabinet Minister Benny Gantz in the Kirya military base in Tel Aviv, Israel, Saturday, Oct. 28, 2023.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi menahan pengunjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu (4/11/2023). Massa mengibarkan bendera Israel berwarna biru dan putih, sambil meneriakkan “Penjara sekarang!” kemudian menerobos penghalang polisi di sekitar kediaman Netanyahu di Yerusalem.

Protes tersebut menggarisbawahi meningkatnya kemarahan publik terhadap para pemimpin politik dan keamanan mereka. Jajak pendapat menunjukkan lebih dari tiga perempat warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri.

Baca Juga


Netanyahu sejauh ini belum mengakui dia bertanggung jawab atas kegagalan serangan mengejutkan Hamas ke Israel dan menyandera sedikitnya 240 orang. Ketika guncangan awal telah mereda, kemarahan masyarakat pun meningkat.

Banyak keluarga para sandera yang ditahan di Gaza sangat kritis terhadap tanggapan pemerintah dan menyerukan agar kerabat mereka dibawa pulang. Di Tel Aviv, ribuan orang berdemonstrasi, mengibarkan bendera dan memegang foto beberapa tawanan di Gaza dan poster-poster dengan slogan-slogan seperti "Bebaskan para sandera sekarang bagaimanapun caranya" sementara massa meneriakkan, "Bawa mereka pulang sekarang".

Seorang warga Israel, Ofri Bibas-Levy mengatakan keluarganya diculik oleh Hamas. Saudara laki-laki Bibas-Levy bersama putranya yang berusia empat tahun, Ariel dan putranya yang berusia 10 bulan, Kfir telah disandera.

Kami tidak tahu di mana mereka...

“Kami tidak tahu di mana mereka berada, kami tidak tahu kondisi mereka. Saya tidak tahu apakah Kfir mendapat makanan, saya tidak tahu apakah Ariel mendapat cukup makanan. Dia sangat kecil," kata Bibas-Levy.

Sejak serangan itu, Israel telah melancarkan serangan yang intens di Gaza. Serangan ini telah menyebabkan lebih dari 9.000 orang meninggal dunia, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak. Serangan Israel juga telah meratakan bangunan di Gaza. Ribuan orang diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Bahkan, sebelum perang, Netanyahu telah menjadi tokoh yang memecah belah. Dia mendorong rencana untuk mengekang kekuasaan peradilan yang menyebabkan ratusan ribu orang turun ke jalan untuk melakukan protes.

Pada Sabtu, jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 Television Israel menunjukkan 76 persen warga Israel berpendapat bahwa Netanyahu, yang kini menjabat perdana menteri untuk keenam kalinya harus mengundurkan diri. Sementara 64 persen responden mengatakan, Israel harus mengadakan pemilu segera setelah perang.

Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan itu, 44 persen warga Israel menyalahkan Netanyahu. Sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Sebanyak lima persen responden menyalahkan menteri pertahanan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler