Pasukan Elite Hamas Hujani Kota Eilat Israel dengan Roket Ayyash 250

Pasukan Pertahanan Israel mengklaim berhasil menghancurkan tiga pos pengamatan Hamas.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pejuang brigade al-Qassam, pasukan elite Hamas.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melanjutkan operasi daratnya ke Jalur Gaza. IDF juga mengatakan mereka menewaskan "puluhan" teroris dan menghancurkan tiga pos pengamatan Hamas.

Baca Juga


"Kami menyelesaikan dan menuntaskan pengepungan (Kota Gaza). Pasukan IDF beroperasi dari selatan dan utara (Kota Gaza) dan telah memasuki daerah-daerah berpenduduk," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, seperti dikutip Deutche Welle, Ahad (5/11/2023) kemarin.

Hamas juga dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Jerman, dan lainnya. Yoav bersumpah untuk "menemukan dan menghabisi" kepala kelompok tersebut, Yahya Sinwar.

Sementara itu, di Israel, IDF mengatakan sebuah serangan dari Jalur Gaza telah diidentifikasi setelah adanya peringatan roket di wilayah Arava, sebelah utara Eilat. Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, mengatakan mereka menembakkan roket Ayyash 250 ke arah Eilat.

Sementara itu akhir pekan lalu ribuan orang berunjuk rasa di berbagai kota besar, termasuk London, Paris, Washington, dan Istanbul untuk menuntut diakhirinya serangan Israel di Gaza. Israel menanggapi serangan 7 Oktober dengan membombardir Gaza.

Pihak berwenang Inggris memperkirakan 30.000 orang menghadiri unjuk rasa di Trafalgar Square di London. Polisi menangkap 11 orang, termasuk satu orang yang memegang plakat yang dapat dianggap menghasut kebencian.

Pihak berwenang Prancis memperkirakan 19.000 orang menghadiri rapat umum di Paris. Para pengunjuk rasa berkumpul juga di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada akhir pekan lalu.

Para pengunjuk rasa yang beberapa di antaranya membawa bendera Israel, meneriakkan "Penjarakan sekarang!" saat mereka berdemonstrasi.

Times of Israel melaporkan pengunjuk rasa menuntut agar Netanyahu mengundurkan diri atas penanganannya terhadap serangan teror 7 Oktober. Banyak dari mereka menuntut gencatan senjata dengan Hamas untuk memfasilitasi pemulangan lebih dari 200 sandera yang diculik dari Israel dalam serangan teror tersebut.

Demonstrasi anti-pemerintah lainnya diadakan di tempat lain di Yerusalem, serta di kota-kota seperti Tel Aviv, Haifa, Beersheba dan Eilat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler