Markas MU Stadion Old Trafford Sudah tak Angker Buat Tim Tamu
Ini torehan penampilan kandang terburuk United pada sebuah awal musim sejak 1930.
REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Keangkeran Stadion Old Trafford dinilai kian luntur. Sang empunya stadion, Manchester United, terus kerap memetik hasil minor saat melakoni laga kandang pada musim ini. Teranyar, United dibekap Newcastle United, 0-3, di laga pada putaran keempat Piala Liga Inggris, Kamis (2/10/2023) dini hari WIB.
Kekalahan ini memperpanjang luka Setan Merah kala merumput di Stadion Old Trafford. Di tempat yang sama, tim besutan Erik ten Hag itu dibekap rival sekota mereka, Manchester City, 0-3, di lanjutan Liga Primer Inggris, akhir pekan lalu.
Untuk kedua kalinya pada musim ini, United menelan kekalahan di dua laga kandang secara beruntun di semua ajang. Sebelumnya, United sempat dibekap Crystal Palace, 0-1, dan ditundukan Galatasaray, 2-3. Total, Setan Merah sudah mengemas lima kekalahan dari 10 laga kandang di semua ajang pada musim ini.
Catatan ini menjadi torehan penampilan kandang terburuk United pada awal musim sejak 1930 silam. Tidak hanya itu, untuk pertama kalinya sejak Oktober 1962, United kebobolan tiga gol di masing-masing laga dalam dua laga kandang secara beruntun di semua ajang.
Mantan penyerang Manchester United, Andy Cole, menilai, deretan torehan minor ini kian membuat Stadion Old Trafford mulai kehilangan efek gentar buat tim lawan. Tim-tim yang bertandang ke stadion berjuluk Theatre of Dreams itu mulai percaya diri untuk bisa memetik kemenangan di markas Setan Merah.
''Tim-tim lain atau banyak pihak kini mulai berpikir memiliki peluang untuk bisa mengalahkan United di Old Trafford. Dengan performa yang ditunjukan di laga itu (kontra Newcastle United), Anda tentu akan bertanya,'Ada apa dengan tim itu','' ujar Cole seperti dikutip BBC, Selasa (7/11/2023).
Padahal, pada musim lalu, United mampu tampil begitu impresif kala merumput di Stadion Old Trafford. Bruno Fernandes dan kawan-kawan hanya menelan dua kekalahan di partai kandang pada sepanjang musim lalu, tepatnya saat menyerah di tangan Real Sociedad di pentas Liga Europa dan kala dibekap Brighton di partai pembuka Liga Primer Inggris.
Performa apik di laga kandang itu pun menjadi salah satu faktor utama kesuksesan United pada musim lalu. Selain berhasil menyabet titel Piala Liga Inggris, United juga mampu finish di peringkat ketiga klasemen akhir Liga Primer Inggris dan melaju ke partai final Piala FA pada musim lalu.
Namun, keperkasaan United di kandang itu seolah menguap pada musim ini. Cole menilai, apabila gagal membawa United bisa kembali ke trek kemenangan di laga-laga berikutnya, pelatih Erik ten Hag akan mulai kehilangan kepercayaan dari suporter United. Kendati begitu, Cole menyebut, tekanan tidak hanya ditujukan kepada pelatih asal Belanda itu, tapi juga untuk para penggawa Setan Merah.
''Tentu ada pertanyaan soal kemampuan pelatih soal penampilan buruk United. Jika dia tidak bisa memberikan hasil memuaskan dalam beberapa laga mendatang, sikap fan terhadap dirinya akan berubah. Namun, para pemain juga harus kembali melihat diri mereka sendiri,'' kata salah satu penggawa United kala merengkuh status treble winners 1988/1999 tersebut.