Wamenkeu: Perekonomian Indonesia Tangguh di Tengah Pelemahan Global

Indonesia jadi titik terang di antara negara Asean dan G20.

Republika/Prayogi
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan paparan dalam acara IFG International Conference 2023 di Jakarta, Selasa (19/09/2023).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah dinamika ketidakpastian global dan adanya pelemahan akibat kenaikan suku bunga.

Baca Juga


"Apalagi dibandingkan beberapa negara ASEAN dan negara anggota G20 lainnya, Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan sekitar lima persen merupakan salah satu brightspot di dunia," kata Suahasil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (7/11/2023).

Menurut Wamenkeu, beberapa leading indicators relatif tetap kuat hingga September 2023. Walah satunya konsumsi masyarakat sebagai kontributor utama tumbuh sebesar 5,1 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III 2023.

Selain itu, PMI manufaktur Indonesia pada bulan September tercatat berada pada level ekspansi yakni 52,3. Inflasi Indonesia juga tetap terjaga, dengan posisi terakhir sebesar 2,56 persen pada Oktober.

Meski begitu, Kementerian Keuangan mewaspadai inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang masih terpengaruhi oleh dampak El Nino. Kondisi itu melandasi pemerintah menyiapkan sejumlah paket kebijakan untuk mengantisipasi dampak El Nino dan dinamika global sehingga inflasi akan tetap terkendali.

Wamenkeu juga mengatakan belanja pemerintah cenderung menguat pada kuartal IV. Harapannya belanja pemerintah yang meningkat akan mengamankan pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga masih tetap sesuai angka proyeksi tahun ini yaitu sekitar di atas 5 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III telah dirilis oleh BPS sebesar 4,9 persen. Namun, kami meyakini bahwa pertumbuhan Indonesia hingga akhir tahun 2023 akan tetap di angka proyeksi 5,1 persen. Kuartal keempat akan menjadi kuncinya," ujar Wamenkeu.

Di samping itu, pemerintah juga melihat kemungkinan defisit hingga akhir tahun akan bisa di bawah 2,3 persen, lebih rendah dari target APBN 2023 sebesar 2,84 persen.

Optimisme juga menimbang kinerja peningkatan konsumsi, investasi, dan net ekspor serta pertumbuhan penerimaan pajak pada sektor-sektor utama.

Menurut Suahasil, hal tersebut menunjukkan ketangguhan perekonomian Indonesia.

"Jadi, perekonomiannya yang tangguh. Bukan hanya APBN yang tangguh, tapi perekonomian Indonesia secara keseluruhan juga tangguh. Ini merupakan fundamental yang sangat baik untuk situasi perekonomian Indonesia," tutur dia.

 

 

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler