Efek Boikot Produk Israel, Masyarakat Mulai Beralih ke Buatan Lokal
Meski belum banyak mengerek penjualan produk UMKM, tapi terbuka peluang.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi boikot produk yang berkaitan dengan Israel di sejumlah negara termasuk Indonesia terus berlangsung. Seiring masih berlangsungnya pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Masyarakat di Tanah Air pun mulai beralih ke produk lokal. Salah satunya Vivin Anggraini yang mengaku mulai melirik produk buatan dalam negeri setelah ajakan boikot marak.
"Sudah nggak pernah beli Starbucks lagi," ujar wanita yang bekerja di perusahaan logistik Ondelivery di Jakarta Utara ini, saat ditanya Republika, Selasa (7/11/2023). Ia menambahkan, kini lebih sering membeli produk kopi buatan anak bangsa seperti Kopi Kenangan, Kopi Tuku, atau Janji Jiwa.
Dirinya pun mengganti produk perawatan wajah atau skincare ke produk lokal. Ia menilai, kini sudah banyak skincare buatan dalam negeri yang bagus dan memiliki kemasan menarik.
Pegawai Dinas Sosial di Tegal bernama Ade Nur Afifah pun mengaku mulai selektif saat berbelanja bulanan. Hanya saja, kata dia, sekarang masih menghabiskan beberapa produk yang telah dibeli sebelumnya.
Ia juga menuturkan, kini tidak pernah lagi makan di restoran cepat saji Mcdonals. Padahal sebelumnya Ade sering ke sana bersama anaknya untuk mengikuti kegiatan Mckids. "Itu semacam Club Mcd untuk anak-anak. Sejak ada aksi boikot, Mcd semakin sering buat acara Mckids, tapi Aksa (anak Ade) sudah bolos dua kali," ungkap dia.
Biasanya, kata Ade, anak yang berpartisipasi di Mckids mencapai 20, sekarang hanya lima. Ia mengaku akan terus berpartisipasi dalam aksi boikot sampai Israel menghentikan serangannya ke Palestina.
Meski beberapa orang mulai beralih ke produk lokal, namun Asosiasi IUMKM Indonesia (Akumandiri) mengaku, belum banyak mengerek penjualan produk UMKM. "Namun banyak peluang terbuka seperti merchandise, konveksi, lambang Palestina, dan lainnya," ujar Ketua Akumandiri Hermawati Setyorinny kepada Republika.