Demonstran di AS: Palestina akan Bebas

Ribuan demonstran memprotes dukungan pemerintahan Joe Biden terhadap Israel.

EPA-EFE/YOAN VALAT
Orang-orang yang memegang bendera Palestina meneriakkan slogan-slogan di Place de la Republique saat demonstrasi mendukung rakyat Palestina di Paris, Prancis, 2 November 2023.
Rep: Amri Amrullah Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu demonstran pro-Palestina berunjuk rasa sejak Sabtu hingga Ahad (4-5/11/2023) dari Washington ke Milan hingga Paris. Mereka mendesak zionis Israel segera menghentikan aksi brutalnya membombardir Gaza.


Di Amerika Serikat, ribuan orang berkumpul di ibukota negara Washington untuk memprotes dukungan pemerintahan Joe Biden terhadap Israel. Demonstran memprotes kampanye militer AS yang terus berlanjut di Gaza. 

‘’Palestina akan bebas,’’ ujar para demonstran yang mengenakan keffiyeh hitam dan putih, meneriakkan yel-yel ketika bendera Palestina berukuran besar dibentangkan oleh kerumunan massa yang memenuhi Pennsylvania Avenue --sebuah jalan menuju Gedung Putih.

Jinane Ennasri, seorang warga New York berusia 27 tahun, mengatakan bahwa dukungan pemerintahan Biden terhadap Israel telah membuatnya berpikir ulang untuk memberikan suara pada Biden di Pemilihan Presiden 2024. Biden kemungkinan besar akan menghadapi calon terdepan dari Partai Republik, Donald Trump. 

‘’Kami pikir dia akan mewakili kami, tapi ternyata tidak,’’ katanya, ‘’Generasi kami tidak takut untuk menempatkan pejabat terpilih pada tempatnya.’’

Biden yang berada di Rehoboth Beach, Delaware, pada akhir pekan ini tidak memberikan komentar mengenai protes tersebut. Dalam sebuah wawancara singkat dengan para wartawan saat meninggalkan Gereja Katolik Roma St Edmond pada Sabtu, Biden menyatakan bahwa telah ada beberapa kemajuan dalam upaya AS membujuk Israel, menyetujui gencatan senjata dan jeda kemanusiaan. 

Unjuk rasa mencerminkan kegelisahan yang semakin meningkat tentang meningkatnya jumlah korban sipil dan penderitaan akibat perang Israel-Hamas. Para demonstran, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah mereka yang mendukung Israel. 

Sementara aksi pemboman Israel terhadap rumah sakit dan daerah pemukiman di jalur Gaza semakin intensif. Jumlah korban meninggal Palestina telah lebih dari 10.000 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler