Dongkrak Pertumbuhan Jangka Menengah, BNI Gencarkan Investasi Berkelanjutan
BNI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan Rp 179 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus menggencarkan investasi berkelanjutan di sektor keuangan. Direktur Institutional Banking BNI Muhammad Iqbal mengatakan investasi berkelanjutan bisa menjadi potensi pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah.
Menurut Iqbal, BNI melihat terdapat tiga area investasi yang dapat dioptimalkan untuk menangkap peluang pertumbuhan dalam jangka menengah. Pertama adalah industri yang berbasis dan terintegrasi dengan rantai pasok global, seperti hilirisasi sumber daya alam (SDA).
"Perbankan memandang hilirisasi SDA merupakan investasi yang menjanjikan ke depan," kata Iqbal dalam CEO Networking 2023, secara daring, Selasa (7/11/2023).
Indonesia dinilai memiliki potensi yang luas dan beragam dalam industri hilir yang memberikan peluang besar untuk tumbuh ke depan. Selain itu, investasi juga bisa diarahkan pada ekosistem kendaraan listrik, produk berorientasi ekspor terutama otomotif, makanan dan minuman serta produk elektronik.
Kedua, industri yang bisa disasar untuk investasi berkelanjutan adalah industri yang membutuhkan tenaga kerja besar, seperti pertanian, bisnis pariwisata dan pelayanan jasa. Ketiga yaitu industri yang terkait dengan prinsip ESG termasuk pemanfaatan energi panas bumi, ketahanan pangan, infrastuktur hijau dan ekstraksi mineral.
"Kami mempertimbangkan risiko lingkungan, sehingga kami lebih berkonsentrasi ke depan terhadap sektor-sektor yang terkait dengan ESG," kata Iqbal.
Menurut Iqbal, BNI berkomitmen memberikan dampak positif terkait dengan pembiayaan berkelanjutan. Ke depan, sektor perbankan akan memiliki porsi pembiayaan yang besar terutama dalam green financing. Beberapa yang menjadi prioritas adalah sektor energi dan transportasi.
Sebagai informasi, BNI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan Rp 179 triliun atau setara 27 persen dari total kredit yang disalurkan Perseroan. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 118 triliun disalurkan ke sektor UMKM. Sisanya Rp 61 triliun disalurkan dalam bentuk pembiayaan hijau. Adapun 20 persen dari pembiayaan hijau disalurkan ke sektor energi terbarukan.