Panji Gumilang Beberapa Kali Interupsi Pembacaan Dakwaan oleh Jaksa

Panji Gumilang menilai jaksa membacakan dakwaan secara berulang-ulang.

Republika/ Lilis Sri Handayani
Pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang saat menjalani sidang perdananya di PN Indramayu, Rabu (8/11/2023).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pimpinan Ma'had Al-Zaytun Indramayu, Panji Gumilang, sempat beberapa kali menginterupsi pembacaan dakwaan yang dilakukan jaksa penuntut umum (JPU), saat sidang perdananya yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Indramayu, Rabu (8/11/2023). Sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim, Yogi Dulhadi dan hakim anggota, Ria Agustien dan Yanuarni Abdul Gaffar itu dimulai sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca Juga


Sidang mengagendakan pembacaan dakwaan oleh tim JPU, yang dipimpin oleh Zulfikar Tanjung. Ada tiga dakwaan yang dikenakan kepada Panji Gumilang. Yakni, dakwaan pertama, berupa Dakwaan Primer seperti yang tertuang dalam Pasal 14 ayat 1 UU RI Nomor 14 Tahun 1946 mengenai menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat.

Selain itu, Dakwaan Subsider pasal 14 ayat 2 mengenai menyiarkan berita atau mengeluarkan pemberitahuan, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. Ditambah lagi, Lebih Subsider, yang terdapat dalam pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berlebihan atau kabar yang tidak lengkap.

Dakwaan kedua, pasal 156 a huruf a KUHP, yakni dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.

Sementara dakwaan ketiga, pasal 45 a ayat (2) Jo Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pasal 45A dan pasal 28.

Saat pembacaan dakwaan telah berlangsung 1,5 jam, Panji Gumilang tiba-tiba melakukan interupsi. Dia menilai, ada pembacaan dakwaan oleh jaksa yang kurang tepat. Hakim pun mengakui hal tersebut. Karena itu, hakim meminta agar jaksa membacakan dakwaan dengan benar.

 

 

In Picture: Sidang Perdana Panji Gumilang

 

Selain itu, hakim juga memutuskan, meski ada pembacaan yang kurang tepat, namun dakwaan tetap berpatokan pada surat dakwaan. Setelah itu, pembacaan dakwaan kembali berlanjut. Selang 30 menit kemudian, Panji Gumilang lagi-lagi melakukan interupsi. Dia meminta agar pembacaan dakwaan tidak mengulangi yang sudah dibacakan.

"Dakwaan diulang-ulang, yang sudah disampaikan ya sudah. Saya minta ke majelis hakim," kata Panji.

Begitu pula yang disampaikan oleh penasehat hukumnya. Mereka meminta agar pembacaan dakwaan langsung pada poin-poinnya.

Menanggapi hal itu, hakim menyatakan bahwa memang begitulah dakwaan. Dia menyebutkan, dari 80 halaman dakwaan, yang dibacakan saat itu baru 29 halaman. Tim JPU akhirnya sepakat dengan penasehat hukum untuk membacakan poin-poinnya saja. Hakim akhirnya memutuskan dakwaan tetap dibacakan dengan tidak mengulangi poin yang sudah dibacakan.

"Tetap dibacakan. Tapi yang sama, tidak usah diulang-ulang," tukas Ketua Majelis Hakim, Yogi Dulhadi.

Setelah pembacaan dakwaan selesai, penasehat hukum menyatakan mengajukan eksepsi. Hakim pun memutuskan sidang dengan agenda eksepsi dari pihak penasehat hukum akan dilakukan pada sidang Rabu (15/11/2023) mendatang.

 

Infografis Tiga Alasan Menolak Shaf Sholat Berjarak Panji Gumilang di Al Zaytun - (Dok Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler