Cina Serukan Digelarnya Konferensi Internasional Bahas Solusi Dua Negara Israel-Palestina
Cina menegaskan solusi dua negara adalah jalan keluar dari konflik Palestina-Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina menyerukan penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional guna menarik kembali solusi dua negara Israel-Palestina ke jalurnya. Hal itu disampaikan ketika pertempuran antara Israel dan Hamas masih berkecamuk di Jalur Gaza.
“Cina menyerukan konferensi perdamaian internasional dengan otoritas yang lebih besar sesegera mungkin untuk membangun konsensus baru guna mengembalikan solusi dua negara ke jalurnya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers Rabu (8/11/2023) lalu, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Wang mengungkapkan, Cina sangat prihatin atas terus melambungnya jumlah korban sipil di Jalur Gaza. “Satu bulan mungkin merupakan waktu yang singkat bagi kebanyakan orang, tapi satu bulan terakhir adalah waktu yang sangat lama bagi masyarakat Palestina. Lebih dari 10 ribu warga Palestina, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa. Saat ini, korban sipil terus meningkat dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sejak konflik Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, Cina berkomitmen kuat meredakan ketegangan dan mewujudkan gencatan senjata. “Presiden Xi Jinping telah menunjukkan bahwa solusi dua negara adalah jalan keluar mendasar dari konflik Palestina-Israel yang berulang kali terjadi,” ujar Wang.
“Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Cina akan terus menjaga komunikasi yang erat dengan pihak-pihak terkait dan melakukan yang terbaik untuk melindungi warga sipil, meredakan situasi, melanjutkan perundingan damai, dan mewujudkan perdamaian,” kata Wang.
Kursi presiden Dewan Keamanan PBB bulan ini ditempati oleh Cina. Beijing sudah menyatakan sebelumnya bahwa isu Israel-Palestina akan menjadi fokus utama mereka selama mengetuai Dewan Keamanan.
Israel telah membombardir Gaza selama lebih dari sebulan, terhitung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Hingga Rabu kemarin, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel telah melampaui 10.500 jiwa. Lebih dari 4.300 di dalamnya merupakan anak-anak. Sementara korban luka sudah menembus 26.400 orang.
Agresi Israel juga telah mengakibatkan sekitar 1,5 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk karena hanya sedikit konvoi bantuan kemanusiaan yang diizinkan melintas ke wilayah tersebut. Israel juga belum memperkenankan adanya pasokan bahan bakar ke Gaza.