Tragedi Mahasiswi Unair dan Kisah Noah Terjerat Helium Hingga Alami Hipoksia dan Meninggal

Mahasiswa Unair membeli gas helium dari marketplace.

Wikipedia
Police line
Rep: Dadang Kurnia/Teguh Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswi Kedokteran Universitas Airlangga CA (21 tahun) diduga meninggal akibat gas helium di dalam kendaraannya. Gas helium tersebut diduga sengaja dibeli korban lewat marketplace. 

Baca Juga


Gas helium diketahui sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Menghirup dalam jumlah banyak akan sangat fatal dan menimbulkan kematian. 

"Jadi berdasarkan penelusuran kami, gas helium dan gas putih bening dibeli oleh korban sendiri pada 1 November menggunakan akun marketplace yang dimiliki oleh korban sendiri. Kemudian sampai di apartemen pada tanggal 3 November dan diterima oleh korban," kata Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo, Rabu (8/11/2023).

Seperti diketahui, jenazah korban CA ditemukan dalam mobil Honda Jazz bernopol AG 1484 BY yang terparkir di halaman apartemen Jalan H. Anwar Hamzah Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, pada Ahad (5/11/2023) sekira pukul 05.30 WIB.  Di lokasi kejadian, selain menemukan gas helium, polisi juga menemukan dua pucuk surat wasiat berbahasa Inggris.

Kasus kematian akibat helium bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Inggris, Karton Noah Donaghey (5 tahun) meninggal setelah secara tidak sengaja terjerat balon berbentuk dinosaurus yang berisikan gas helium. Saat itu, korban hendak menaiki balon besar yang seukuran dengannya. Balon itu pecah. 

Ibu korban, Lisa Donaghey (43 tahun), menemukan langsung anak tercintanya tersebut dalam kondisi kesulitan bernafas pada 23 Juni 2022. Seorang kerabatnya mencoba untuk memberikan nafas buatan sebelum dilarikan ke rumah sakit Royal Victoria di Newcastle. 

Selama enam hari, Karlton mencoba bertahan hidup hingga akhrinya alat bantu pernafasan dimatikan pada 29 Juni 2023. Kartlon secara medis telah dinyatakan meninggal. 

 

"Saya mengingatkan kepada orang tua, orang dewasa, siswa atau siapapun yang berkontak dengan helium agar waspada dalam menggunakannya," ujar Lisa, dilansir news.com.au.

Asisten koroner James Thompson mengatakan, korban dengan cepat terpapar helium dan meskipun berhasil diselamatkan, dia menderita cedera otak hipoksia dan kemudian meninggal di rumah sakit pada 29 Juni 2022.  

Menurut catatan otoritas Inggris, pada 2001-2020 ada 646 kematian yang tercatat akibat menghirup gas helium. Disebutkan secara rinci yang meninggal akibat kecelakaan atau bunuh diri. 

Penggunaan helium juga digunakan untuk eutanisia atau disebut dengan suicide bag. Kasus ini tercatat pertama kali pada era 1990-an. Pelaku bunuh diri atau mereka yang menjalani eutanasia menggunakan kantong plastik berisi helium. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler