AS Ingin Warga Gaza Dapat Kembali Pulang
Ribuan warga Palestina di Gaza terpaksa mengungsi karena serangan Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington ingin warga Palestina yang mengungsi dari Gaza dapat kembali ke rumahnya dengan aman. Ribuan warga kantong pemukiman Palestina tersebut terpaksa mengungsi karena serangan Israel.
Pada Kamis (9/11/2023) Deputi Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan Israel setuju untuk menahan serangannya selama empat jam di sepanjang dua koridor yang akan membiarkan warga sipil keluar dari Gaza dengan aman. Ia menambahkan perkembangan ini hasil dari diplomasi AS.
Militer Israel mengatakan mereka tidak setuju melakukan gencatan senjata dan akan terus menggelar operasi militer di luar zona jeda pertempuran yang telah ditentukan. Patel mengatakan warga Palestina yang terpaksa mengungsi harus dapat kembali pulang ke rumahnya, tapi ia mengakui AS tidak memiliki kendali atau yuridiksi untuk masalah tersebut.
"Sebagai sebuah prinsip dasar, kami tidak,mendukung atau ingin melihat perpindahan penduduk Gaza," kata Utusan Khusus AS untuk Masalah Kemanusiaan Timur Tengah, David Satterfield, dalam pengarahan daring sebelumnya.
"Warga yang kini berada di selatan harus memiliki segala kemampuan untuk kembali ke utara ketika keadaan sudah aman," tambahnya.
Israel mengklaim serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu menewaskan 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil. Sejak saat itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 10.000 warga Palestina tewas dalam pemboman tentara Israel di Jalur Gaza yang dihuni 2,3 juta orang.
Pada Rabu (8/11/2023) lalu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang mulai berdiskusi dengan para pemimpin Israel dan Arab mengenai masa depan Jalur Gaza tanpa Hamas, mengatakan Gaza tidak boleh diduduki kembali, dikepung, atau dikurangi wilayahnya oleh Israel. Ia mengatakan Gaza dikelola warga Palestina dalam satu otoritas terpadu dengan Tepi Barat yang diduduki.
"Bagaimana cara mencapai tujuan-tujuan itu adalah masalah yang harus didiskusikan dalam beberapa waktu ke depan," kata Satterfield.
"Tentu saja hal ini sangat tergantung pada bagaimana kampanye ini berakhir, apakah Hamas tersingkir sebagai sebuah ancaman, sebagai sebuah kekuatan yang mampu mendikte rakyat Gaza. Tujuannya adalah agar hal itu tidak terjadi," tambahnya.