Tiga Relawan Indonesia Hilang Kontak di Gaza

Ketiga relawan ini memilih tetap berada di Gaza untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina mencari korban selamat dari pemboman Israel di kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza pada Minggu, 5 November 2023.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga relawan Indonesia yang bertahan di Gaza telah hilang kontak selama dua hari. Menurut informasi lembaga kemanusian Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di akun media sosial, mereka tidak bisa menghubungi relawan tersebut.

Baca Juga


"Hari kedua tanpa kabar dengan relawan kami di Rumah Sakit Indonesia, Gaza, Palestina," ujar keterangan di akun media sosial X dan Instagram MER-C pada Senin (13/11/2023).

Menurut keterangan tersebut, mereka mendapatkan kabar dari relawan tersebut pada Sabtu (11/11/2023) pada pukul 06.20 WIB. MER-C pun meminta doa dan harapan terbaik untuk para relawan tersebut.

Ketiga relawan MER-C yang bertahan di Gaza tersebut adalah Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi. Mereka secara sukarela untuk tetap berada di Gaza untuk memberikan bantuan.

"Sampai saat ini beliau bertiga memutuskan untuk tinggal di Gaza, Kementerian Luar Negeri terus melakukan komunikasi dengan ketiga WNI dan perwakilan Mer-C di Jakarta untuk memastikan dalam keadaan baik," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi saat mengumumkan keberhasilan evakuasi satu keluarga Indonesia dari Gaza pada Ahad (12/11/2023).

Sebelumnya, media Aljazirah sempat melakukan wawancara dengan Fikri. Kemudian saat dikonfirmasi pada Jumat (10/11/2023) malam, dia sudah tidak dapat dihubungi.

Pada 2011, MER-C menggalang donasi untuk membangun Rumah Sakit Indonesia, yang dibuka secara resmi pada 2016 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu Jusuf Kalla. Staf MER-C secara teknis adalah relawan kemanusiaan medis karena pengelolaan fasilitas kesehatan itu dilakukan oleh pihak Palestina di Gaza.

Kini salah satu peran utama mereka adalah mendokumentasikan orang sakit dan terluka yang datang ke rumah sakit dan memantau serangan di sekitar fasilitas tersebut. Fikri dan rekan-rekannya juga membantu perawatan medis, terutama ketika situasi terus memburuk dan dokter di rumah sakit dibanjiri pasien dari daerah sekitar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler