Astra International Serap Capex dan Investasi Rp 35 Triliun per September 2023

Harga komoditas batu bara sudah turun dikisaran 120 dolar AS-125 dolar AS.

Dok. Retno Wulandhari
Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Djony Bunarto Tjondro saat konferensi pers Public Expose PT Astra International Tbk 2023 yang digelar secara virtual, Selasa (14/11/2023).
Rep: Retno Wulandhari Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk (ASII) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) dan investasi sekitar Rp 35 triliun hingga September 2023. Sepanjang tahun ini, dana yang dialokasikan Perseroan untuk membiayai capex dan investasi mencapai Rp 40 triliun.

Baca Juga


Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengatakan, realisasi capex dan investasi ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut seiring dengan sejumlah investasi yang baru-baru ini dilakukan oleh Perseroan. 

"Kami melakukan berbagai inisiatif, baik yang terkait dengan investasi baru, dan terutama juga capex," kata Djony saat konferensi pers Public Expose PT Astra International Tbk 2023 yang digelar secara virtual, Selasa (14/11/2023). 

Menurut Djony, sebagian besar capex digunakan untuk membiayai peremajaan dan penambahan alat berat di unit usaha pertambangan. Selain itu, capex juga diserap oleh unit usaha agribisnis untuk pemeliharaan infrastruktur perkebunan. 

"Tidak ketinggalan, kami juga menggunakan capex untuk membiayai pembentukan bisnis omnichanel di unit usaha otomotif," ujar Djony.

Djony mengatakan, sepanjang sembilan bulan tahun ini, ASII membukukan peningkatan kinerja bahkan hampir di seluruh portfolio bisnis, kecuali United Tractors yang terimbas penurunan harga acuan batu bara. Dia berharap kinerja positif perseroan dapat terus berlanjut hingga pengujung 2023. 

Djony mengakui situasi global saat ini kurang mendukung karena masih dibayangi ketidakpastian global. Salah satu sektor yang menghadapi tantangan, yaitu pertambangan, di mana saat ini harga komoditas batu bara sudah turun dikisaran 120 dolar AS-125 dolar AS sehingga menekan kinerja United Tractors.

Meski demikian, Djony meyakini kinerja Perseroan bisa ditopang unit bisnis lainnya. "Seluruh unit bisnis di grup Astra memiliki strategi untuk menjaga kinerja misal dalam hal efisiensi, proses, hingga productivity, tentunya itu yang dapat kami kontrol secara internal," ujar Djony.

Menurut Djony, optimisme tersebut juga didukung splid-nya perekonomian domestik. Pertumbuhan di sektor otomotif masih bisa dipertahankan sejalan dengan ekonomi Indonesia yang diproyeksi mampu tumbuh di atas lima persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler