Pentingnya Core Memory pada Anak, Apa Itu?

Core memory yang kurang menyenangkan bisa dijadikan pembelajaran pada anak.

Republika/Wihdan Hidayat
Siswa sekolah dasar menggambar karakter wayang kontemporer di pendopo Akademik Komunitas Negeri (AKN) Seni Budaya Yogyakarta, Selasa (14/11/2023). Sebanyak 50an siswa sekolah dasar mengikuti pelatihan membuat wayang kontemporer menggunakan kardus bekas. Acara ini diadakan dalam rangka Hari Wayang Nasional dan Dunia dengan tujuan untuk mengajak anak-anak mencintai wayang dan mempercepat regenerasi pembuat wayang. Berbagai karakter wayang dibuat oleh anak-anak dan dibantu oleh pemandu dalam pembuatannya.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang pendiri Goodenoughparents dan edukator bersertifikat bidang positive discipline parent Damar Wijayanti menjelaskan pentingnya core memory pada anak dan cara menanamkan core memory positif untuk mereka.
 
Saat ditemui dalam acara bincang-bincang di Jakarta, Rabu (15/11/2023), Damar menjelaskan bahwa core memory merupakan memori atau kenangan akan kejadian yang paling berpengaruh bagi anak. Core memory tidak hanya memberi kesan mendalam, tetapi, juga bisa menjadi dasar dari nilai dan tabiat yang dimiliki anak saat dia dewasa.
 
“Sangat sulit untuk memprediksi apa yang akan diingat oleh anak. Memori seringkali mengejutkan kita, bahkan hal yang terasa remeh di masa lalu bisa dimaknai mendalam oleh anak dan menjadi bagian dari memori yang diingat hingga dewasa. Sedangkan kadang hal yang kita rasa penting malah terlewat begitu saja dan terlupakan,” kata Damar.
 
Namun, bukan berarti orang tua tidak bisa membantu anak memiliki core memory positif yang akan dikenang hingga dia dewasa nanti. Menurut Damar, kuncinya adalah memperbanyak pengalaman positif pada hidup anak karena kumpulan pengalaman ini bisa menjadi kenangan dalam memori, berperan dalam membantu anak memahami siapa dirinya, mendukung kepercayaan diri, hingga kemampuan menyelesaikan masalah.
 
Meskipun core memory sulit dihilangkan, baik ingatan positif maupun negatif, orang tua dapat menjadikan ingatan tersebut sebagai pembelajaran bagi mereka. Dengan begitu, anak akan lebih menerima core memory yang dialaminya ketika anak bertambah dewasa.
 
Core memory yang kurang menyenangkan bisa dijadikan pembelajaran pada anak, coba untuk merefleksikan kembali core memory tersebut pada mereka (agar anak lebih mengerti dan menerimanya),” kata lulusan ilmu komunikasi tersebut.
 
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk menciptakan core memory positif bersama anak. Pertama, bangun antusiasme anak terhadap suatu aktivitas dengan menceritakan apa yang bisa mereka alami dan pelajari.
 
Kedua, orang tua hadir sepenuhnya dan ikut menunjukkan antusiasme saat melakukan aktivitas bersama anak. Lakukan metode mindful atau sadar dan hadir ketika melakukan sebuah aktivitas bersama anak.
 
Ketiga, libatkan semua indera dalam aktivitas bersama. Misalnya, memutar lagu yang disukai anak sepanjang perjalanan, atau menggunakan parfum atau aroma yang menyegarkan.
 
Keempat, simpan memori melalui foto dan video, atau ajak anak melukis momen yang dilalui bersama orang tua.

"Terakhir, diskusikan kembali dengan anak tentang aktivitas bersama yang dilalui agar anak semakin mengingat core memory positif ini," kata Damar.

Baca Juga


sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler