ASI Eksklusif Termasuk KB Alami, Dapat Cegah Stunting

Pemberian ASI eksklusif bukan cuma bermanfaat bagi bayi.

Republika/Prayogi
Ibu dan bayinya. pemberian ASI eksklusif sangat efektif menurunkan risiko stunting.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan. Pemberiannya dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi atau KB alami untuk mencegah stunting.
 
"Ada KB alami dengan menyusui atau dikenal dengan metode amenore laktasi (MAL). Amenore ini artinya tidak menstruasi, sehingga seorang perempuan tidak hamil karena tidak memproduksi telur. Inilah hebatnya menyusui yang aktif," kata Hasto pada pembukaan kelas tim pendamping keluarga (TPK) hebat seri keenam tahun 2023 di Jakarta pada Rabu (15/11/2023).
 
Hasto menyebut bahwa TPK mesti mengetahui pentingnya ASI untuk KB alami, sehingga pengetahuan tersebut dapat disampaikan ke masyarakat, utamanya para ibu agar aktif dan tertib memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Dia juga menyarankan penggunaan KB pada ibu atau ayah setelah ibu selesai memberikan ASI eksklusif.
 
"Jadi, selama enam bulan itu, entah menyusuinya dilakukan secara konsisten atau tidak, menstruasinya berhenti, setelah enam bulan terlewati, menstruasinya datang lagi. Maka kalau tidak KB, 25 persen kemungkinannya hamil, kalau ada suami tentunya ya," ujarnya.

Baca Juga


Hasto menyampaikan data di Indonesia, saat ini ada ibu melahirkan sekitar 4,5 juta jiwa, sedangkan yang ber-KB baru sekitar 30 persen. Itu artinya baru sepertiganya yang langsung KB.

"Maka pesan saya kepada tim pendamping keluarga, biar ASI-nya sukses sampai dua tahun, tolonglah (mengedukasi) cegah kehamilan ini, karena kalau tidak, bisa berbahaya karena anak bisa lahir dengan risiko stunting," tuturnya.
 
Hasto menjelaskan, pemberian ASI eksklusif sangat efektif menurunkan risiko stunting, karena sudah sesuai dengan standar ideal (golden standard) yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tiga standar ASI menurut WHO tersebut, yakni pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia enam bulan, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) mulai usia enam bulan; dan lanjutan pemberian ASI sampai bayi berusia dua tahun atau lebih.

Pemberian ASI eksklusif berarti bayi diberikan ASI saja tanpa tambahan apapun. Pemberiannya pada bayi usia 0-6 bulan sangat penting, tidak hanya untuk meningkatkan status gizi, tetapi juga untuk kelangsungan hidup bayi.
 
"Kepada tim pendamping keluarga, kalau memprovokasi tetangga, ayolah diberikan edukasi kalau jarak melahirkan itu lebih baik dibuat tiga tahun. Melahirkan berjarak dari kelahiran yang satu dengan selanjutnya dapat mencegah stunting," papar Hasto.

Hasto juga menegaskan agar seluruh tim pendamping keluarga memahami dengan betul pentingnya menghindari 4T, yaitu terlalu muda usia perkawinan, terlalu sering hamil, terlalu dekat jarak kehamilan terlalu banyak anak.
 
"Dua anak saja lebih sehat," ucap Hasto.
 
Sementara itu, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Rahmah Housniati mengatakan bahwa komposisi ASI dapat berubah sesuai dengan kebutuhan anak. ASI adalah cairan hidup, setiap saat bisa berubah.

"Bahkan kalau anak sakit, komposisi yang dikandung dalam ASI dapat berubah mengikuti kondisi anak itu, sehingga ASI akan keluar sesuai kebutuhan anak," kata Rahmah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler