Langkah Mengajarkan Anak Menyukai Berzikir
Dzikir pagi akan menambah ketenangan hati.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang yang beriman diperintahkan untuk berzikir kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ *وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا
Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah (berdzikirlah) kepada Allah dengan mengingat-Nya sebanyak-banyaknya # Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. (Alquran surat Al Ahzab ayat 41-42).
Sebab itu hendaknya orang tua mulai sejak dini mengajarkan kepada anak-anak agar terbiasa berzikir kepada Allah. Berzikir idealnya dilakukan setiap waktu. Sehingga setiap gerak dan diamnya seorang hamba yang beriman senantiasa diliputi dengan mengingat kepada Allah SWT.
Setiap rutinitas yang dikerjakan seorang hamba sehari-hari sejatinya bisa menjadi zikir bila pekerjaan itu diawali dengan niat. Namun, untuk mengajarkan zikir secara khusus terlebih kepada anggota keluarga dan anak-anak memerlukan tahapan-tahapan terlebih bila orang tua memiliki rutinitas pekerjaan yang padat.
Maka untuk mengajarkan zikir kepada anak-anak, orang tua dapat memulainya dengan mengajak agar anak terbiasa dan istikamah melaksanakan sholat berjamaah. Sebab dengan melalui shalat, orang tua sejatinya mengajarkan keluarganya berzikir. Bila orang tua memiliki rutinitas yang padat pada siang hari, agar mengupayakan berjamaah subuh dengan anak-anak.
Sehingga orang tua yang mengajarkan dan mendidik keluarganya untuk menegakkannya (sholat), maka telah mengajarkan keluarganya berdzikir. Minimal mengajak keluarganya sholat Subuh berjamaah.
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan orang tua adalah mengenalkan zikir-zikir ringan kepada anak-anaknya. Orang tua dapat membimbing anak membaca zikir-zikir singkat setelah melaksanakan sholat atau pada waktu-waktu tertentu.
Lihat halaman berikutnya >>>
Faktor dasar yang dapat mendukung sebuah keluarga untuk terbiasa berdzikir adalah dengan mencontohkan dan mempraktikkan. Orang tua dapat mengajak anak ke majelis zikir. Sebab dengan berkumpul bersama orang-orang yang ingin berzikir akan membawa diri ikut berzikir.
Berzikir secara berjamaah telah dilakoni oleh para ulama terdahulu. Sebagaimana Syaikh Ibrahim al Kurani dalam Nasyru zahri fi dzikri bil Jahri telah mendokumentasikan riwayat-riwayat yang menunjukkan bahwa para salafussalih pun berdzikir secara berjamaah.
Zikir adalah simpanan daya dan kekuatan bagi seorang hamba. Sehingga orang yang berzikir tidak akan merasa kehilangan kekuatan, atau sendirian dalam menjalani hidup karena selalu selalu bersama dengan Allah.
Bagi seseorang yang belum mempunyai guru yang dapat membimbing dan mengajarkan untuk berzikir maka hendaknya memulai dengan zikir-zikir yang dicontohkan Rasulullah SAW sebagaimana dalam yang diriwayatkan dalam hadits-hadits nabi SAW. Selain itu hendaknya seorang hamba juga memperbanyak bersholawat kepada Rasulullah SAW. Dengan cara tersebut Allah akan mempertemukan hamba tersebut dengan guru-guru yang dapat membimbingnya dan keluarganya menjadi orang-orang ahli zikir.