Viral Menu Posyandu Cegah Stunting, Yakin Cukup Rp 18 Ribu Seporsi?
Sasaran pemberian makanan tambahan di posyandu adalah balita kurang gizi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ramai pemberitaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dinas Kesehatan Kota Depok yang menunya dianggap tidak sesuai. Disebutkan bahwa per porsinya diberi jatah Rp 18 ribu hingga jika ditotal mencapai Rp 4 miliar untuk penyelenggaraan 28 hari.
Lantas, apakah menu Rp 18 ribu dapat menyajikan menu cegah stunting yang layak dari posyandu? Salah seorang kader Posyandu Kota Tangerang, Banten, Filry Febriani mengatakan, sebenarnya menu sehat dengan harga Rp 15 ribu saja cukup.
“Kalau satu menu saja cukup (Rp 18 ribu). Aku di Tangerang juga kan bantu PMT, jadi pakai bento (bekal model Jepang) begitu. Isinya ada nasi, sayur, prohe (protein hewani), prona (protein nabati) lengkap deh. Per porsinya Rp 15 ribu, cukup banget. Namanya porsi anak-anak ya,” ujar Firly kepada Republika, Kamis (16/11/2023).
Artinya jika benar anggaran yang diberikan Rp 18 ribu per porsi, maka menu yang diberikan pasti akan layak. Firly mengatakan, misalnya menu nasi dengan cetakan onigiri, diberi sayur satu cup 200 ml, cah ayam atau dibikin teriyaki dua sdm, bahkan bikin nugget tempe pun akan cukup.
Ia mengaku dapat cerita dari kerabatnya yang kebetulan menangani menu PTM Kota Depok tersebut selama dua hari. Ia mengatakan bahwa pihak katering diminta membuat menu dengan satu porsinya Rp 8.000, artinya nominal yang diminta tidak seperti yang ramai dibicarakan.
“Faktanya itu katering kerabat aku, mereka sebut per porsi Rp 18 ribu. Kerabat aku dapat order satu cup-nya Rp 8.000 saja. Makanya harus putar otak dengan Rp 8.000 segimana, selayak dan sepantasnya untuk dimakan,” papar Firly.
Dengan harga segitu, pihak katering diminta untuk membuat menu sop daging cincang, dan tentunya ini tidak bisa dipenuhi. Kemudian diminta pula memakai toples ukuran 400 ml, sehingga memang terlihat sangat jomplang.
Untuk diketahui, PTM Kota Depok diberikan mulai 10 November hingga 8 Desember 2023. Sasaran PMT tersebut adalah balita (usia 6 hingga 59 bulan) kurang gizi dengan indeks ditentukan, lalu balita kurang gizi yang mengalami stunting, dan balita dengan berat badan tidak naik.