KCIC Catat Lebih dari Separuh Penumpang Pakai Whoosh untuk Berwisata
Hal ini menunjukkan kehadiran Whoosh mendukung peningkatan perekonomian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat, sebanyak lebih dari separuh penumpang menggunakan Whoosh untuk tujuan wisata ke wilayah Bandung. Adapun total pengguna Whoosh dalam hampir sebulan terakhir mencapai 352 ribu orang.
Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, menilai, Whoosh telah menjadi salah satu pilihan moda transportasi penting dalam mobilitas masyarakat wilayah Jakarta-Bandung. Berdasarkan survei yang dilakukan kepada penumpang, 53 persen responden menggunakan kereta cepat Whoosh untuk berlibur dan 23 persen untuk urusan bisnis. Sedangkan sisanya untuk kegiatan pendidikan, komuter, dan lainnya.
"Hal ini menunjukkan kehadiran Whoosh mendukung peningkatan perekonomian melalui tingginya masyarakat yang berlibur dan menggunakannya untuk kepentingan pekerjaan," kata Dwiyana dikutip dari keterangan resminya, Jumat (17/11/2023).
Seperti diketahui, tingginya animo masyarakat menggunakan Whoosh juga didorong oleh promo tarif diskon yang hanya dibanderol Rp 150 ribu per kursi untuk kelas premium ekonomi. Harga tersebut setara dengan harga tiket KA Argoparahyangan relasi Stasiun Gambir-Stasiun Bandung yang menempuh perjalanan 2,5 jam.
Dwiyana menambahkan, masih dari hasil survei, sebanyak 48 persen penumpang sebelumnya merupakan pengguna kendaraan pribadi dan 23 persen merupakan pengguna kendaraan bus atau travel sedagkan sisanya merupakan pengguna kereta api konvensional.
Menurut Dwiyana, ini menunjukkan mulai ada pergeseran penggunaan transportasi pribadi ke transportasi massal melalui kehadiran kereta cepat yang nyaman dan dapat diandalkan.
"Dari data tersebut dapat dilihat bahawa Whoosh mulai memberikan kontribusi dalam upaya pengurangan polusi udara dan kemacetan di jalan raya," ujarnya.
Sementara itu, KCIC terus menambah jumlah perjalanan seiring besarnya minat masyarakat untuk beralih menggunakan Whoosh. Dari semula hanya 14 perjalanan, lalu ditingkatkan perlahan hingga saat ini tersedia 36 perjalanan per hari.
"Kereta Cepat hadir di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian dan mempermudah masyarakat dalam bertransportasi. Kecepatan, kenyamanan, dan keamanan yang ditawarkan menjadi keunggulan yang ditawarkan dari kehadiran kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini," katanya.