Perang Medsos Lawan Tentara Zionis Israel, Apa yang Boleh dan Tidak?
Muncul seruan untuk perang medsos lawan tentara zionis Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Warganet ramai-ramai mengomentari akun-akun media sosial milik tentara-tentara Israel. Di aplikasi X, nama-nama akun IG tentara -tentara Israel itu tersebar.
Warganet pun dipersilakan membully dan membanjiri akun-akun tentara Israel itu dengan beragam komentar yang tujuannya menjatuhkan mental tentara Israel. Lalu apakah ini termasuk jihad membela Palestina?
Menurut pendakwah yang juga Dewan Pengawas Syariah Djalaluddin Pane Foundation, KH Rakhmad Zailani Kiki, menjatuhkan mental tentara-tentara Israel melalui akun media sosial diperbolehkan dan termasuk jihad.
“Cyberbullying atau tindakan agresif yang sengaja dilakukan untuk melukai seseorang di dunia maya, terutama di media sosial, dalam hal ini untuk melukai perasaan dan atau merusak pikiran tentara Israel di akun-akun media sosial mereka, seperti Twitter dan IG, karena telah dan sedang menjadi musuh kemanusiaan, musuh umat Islam, akibat memerangi, membunuhi rakyat Palestina di Gaza dengan tujuan menjatuhkan mental tentara Israel sehingga tentara Israel ini tidak dapat lagi dan atau tidak mau lagi berperang adalah dibolehkan bahkan dianjurkan dan merupakan Jihad Fii Sabilillaah,” kata kiai Kiki kepada Republika.co.id pada Ahad (19/11/2023).
Menurut kiai Kiki di antara dalilnya adalah hadits dari sahabat Abu Sa`id Al-Khudri r.a.:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR Muslim).
Menurut kiai Kiki kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina adalah kemungkaran yang harus diubah, dihentikan, dengan kekuatan, kekuasaan atau bahkan dengan senjata.
Namun dengan merujuk hadits di atas, menurut kiai Kiki Umar Islam di Indonesia tidak mampu untuk berperang mengangkat senjata menghentikan perang tersebut, tetapi umat Islam di Indonesia bisa menghentikan dengan lisan yang pada konteks saat ini melalui media sosial, baik dengan teks tulisan atau suara atau video atau gabungan ketiganya.
“Dalam konteks perang, dalam konteks mencegah kemungkaran, teks atau suara atau video atau gabungan ketiganya memang harus berbentuk bullying (cyberbullying) karena harus menyakitkan dan merusak perasaan dan atau pikiran tentara Israel dengan tujuan agar tentara Israel tidak dapat lagi dan atau tidak mau lagi berperang,” kata kiai Kiki.
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Kiai Kiki menjelaskan merujuk kepada kaidah ushul fiqih:
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ Artinya: “Menghilangkan mafsadat lebih didahulukan daripada mengambil manfaat.”
“Karenanya, gunakanlah teks tulisan atau suara atau video atau gabungan ketiganya yang menyakitkan dan merusak perasaan dan atau pikiran tentara Israel namun tetap dijaga agar tidak menjadi bumerang, menghinakan kemulian Islam itu sendiri,” tambahnya.
Sementara itu..
Sementara itu Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi berpendapat membanjiri akun-akun militer Israel dengan tujuan memberikan penyadaran diperbolehkan. Namun demikian hal itu dilakukan dengan bahasa yang santun, tidak membully yang dapat menambah kemarahan.
“kalaupun mau masuk ke akun mereka dengan tujuan untuk memberikan penyadaran itu boleh-boleh saja, tetapi ingat kita menyadarkan mereka, jangan malah menambah mereka semakin ganas. Kalau bahasa kita kurang bagus, malah ngebully segala macam, saya kira mereka akan bertambah-tambah marah,” kata kiai Zubaidi kepada Republika.co.id pada Ahad (19/11/2023).
Dia mengatakan bila warganet Indonesia akan berkomentar di akun-akun militer Israel atau pun pejabat Israel hendaknya dilakukan dengan bahasa yang menyentuh hati, yakni yang menyadarkan tentang kejamnya perang yang terjadi.
Sebaliknya menurut kiai Zubaidi bila warganet hanya membanjiri akun-akun militer Israel dengan caci maki atau pun perang kata, hal itu menurutnya tak akan efektif menjatuhkan mental tentara Israel.
“Kalau mau seperti itu dengan bahasa yang menyentuh hati mereka, menyadarkan, ketika mereka membunuh anak anak, wanita, lansia, kaum sipil yang tak berdosa, bergelimpangan dengan banjir air mata, darah, lalu orang yang tak bersalah harus mengungsi hidup dalam penderitaan, mungkin kalau bahasa seperti itu boleh saja, yang menyentuh hati mereka menyadarkan mereka bukan malah berperang kata kata di Twitter saya kira itu tidak akan menyelesaikan masalah, tapi berikanlah kata-kata yang menyentuh yang bisa membangun kesadaran masif di kalangan mereka itu,” katanya.
Baca juga: Tak Hanya Alquran dan Hadits, Kehancuran Yahudi Israel Juga Diisyaratkan Bibel?
Menurut kiai Zubaidi memberikan penyadaran kepada para tentara Israel melalui berkomentar di akun media sosial mereka merupakan salah satu bentuk jihad.
“Kalau kemudian dengan bahasa kita yang santun yang menyentuh itu kita mampu menyadarkan mereka itu bagian dari jihad kita, tapi kalau kita berperang di medsos hanya bertengkar itu saya kira tak akan menyelesaikan masalah,” katanya.